Sabtu 27 Aug 2022 04:00 WIB

Mengapa Penyintas Covid-19 Sulit Konsentrasi, tak BIsa Mengingat Sebaik Dulu?

Penderita Covid-19 yang bergejala berat cenderung lebih banyak mengalami brain fog.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sulit berkonsentrasi (Ilustrasi). Sebagian penyintas Covid-19 ada yang merasa bahwa mereka tak lagi bisa berkonsentrasi atau mengingat sebaik dahulu.
Foto:

Ahli neuropsikologi dari Cleveland Clinic, Prof Kamani Krishnan, juga memiliki pendapatnya sendiri. Menurut Prof Krishnan, keluhan brain fog kemungkinan disebabkan oleh badai sitokin yang terjadi ketika orang tersebut sakit Covid-19.

Saat infeksi terjadi, seperti dalam kasus Covid-19, tubuh akan "membanjiri" aliran darah dengan protein inflamasi yang dikenal sebagai sitokin. Sitokin ini diproduksi untuk menarget virus SARS-CoV-2 yang menyerang tubuh.

Sisi merugikannya, kondisi ini bisa meningkatkan respons sistem imun berlebih yang kemudian menyebabkan peradangan lebih lanjut pada organ-organ tubuh, salah satunya otak.

Cukup sering dikeluhkan

Disfungsi kognitif pasca Covid-19 diperkirakan terjadi pada 22-32 persen kasus infeksi. Menurut Tan, faktor lain seperti usia dan jenis kelamin tampak tidak memengaruhi risiko seorang penyintas Covid-19 untuk terkena brain fog.

Berdasarkan sebuah studi yang menggunakan data dari 56 negara, sebanyak 31 persen penyintas Covid-19 mengalami brain fog pada pekan pertama setelah gejala Covid-19 muncul. Sedangkan kemunculan brain fog dalam tiga bulan pertama setelah terkena Covid-19 adalah hampir 67 persen. Pada bulan ketujuh setelah terkena Covid-19, keluhan brain fog mencapai 55 persen.

"Orang-orang yang dirawat di ICU atau membutuhkan pengobatan karena sakit berat (akibat Covid-19) cenderung lebih banyak mengalami brain fog," jelas Prof Krishnan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement