Kamis 11 Aug 2022 19:02 WIB

Ed Sheeran Dongkrak Pendapatan Warner Music Group

Ed Sheeran masuk dalam penyanyi dengan penjualan musik terbanyak di Warner Music.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Ed Sheeran masuk dalam penyanyi dengan penjualan musik terbanyak di Warner Music.
Foto: Charles Sykes/Invision/AP
Ed Sheeran masuk dalam penyanyi dengan penjualan musik terbanyak di Warner Music.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warner Music Group melaporkan peningkatan pendapatan fiskal kuartal ketiga dan laba bersih pada Selasa (9/8/2022). Kenaikan itu didukung pendapatan penerbitan musik yang tumbuh 30 persen dan rebound di beberapa lini bisnis yang sempat terimbas pandemi Covid-19.

Chief Financial Officer Warner Music Group Eric Levin mengatakan kepada analis bahwa pertumbuhan pendapatan streaming akan pulih pada kuartal keempat. Dia optimistis melihat kekuatan rilis album baru dan yang tertunda. Kontrak dengan platform daring, termasuk dunia virtual The Sandbox, juga menjanjikan.  

Baca Juga

"Kami sangat yakin dengan ketahanan musik dan efektivitas strategi Warner Music. Kami memiliki jadwal rilis yang kuat untuk Q4 dan kami menantikan rilis kuat lebih lanjut, " kata Levin, seperti dikutip dari laman Hollywood Reporter, Kamis (11/8/2022).

Menurut Levin, pertumbuhan streaming berlangganan akan terus tumbuh hingga tahun fiskal 2023. Bagian itu lebih besar dari pendapatan musik secara keseluruhan dibandingkan dengan pendapatan streaming yang didukung iklan.

Levin juga melaporkan layanan artis, yang melakukan perdagangan dan pemasaran untuk artis musik, telah kembali ke tingkat pendapatan sebelum pandemi. Kaitannya dengan rekaman musik, jumlah penjualan terbanyak di kuartal ketiga fiskal antara lain Ed Sheeran, Dua Lipa, Tatsuro Yamashita, GOT7, Jack Harlow, dan Gunna.  

Pendapatan musik yang tercatat pada kuartal kedua naik 3,2 persen, atau 8,5 persen dalam mata uang konstan, menjadi 1,19 miliar dolar AS (Rp 17,63 triliun). Angka tersebut mencerminkan peningkatan pendapatan promosi konser, yang terganggu oleh Covid-19 di periode sebelumnya.

Pendapatan digital mewakili 67,4 persen dari total pendapatan musik yang direkam pada kuartal terakhir, turun dari 70,7 persen pada kuartal tahun sebelumnya. Pendapatan fisik turun 5,4 persen pada kuartal terakhir, atau naik 1,7 persen dalam mata uang konstan, karena dampak nilai tukar yang tidak menguntungkan.

Sementara itu, pendapatan penerbitan musik melonjak 29,6 persen, atau 34,6 persen pada basis mata uang konstan, menjadi 245 juta dolar AS (Rp 3,63 triliun) pada kuartal ketiga fiskal. Ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan digital, kinerja dan sinkronisasi, selain sebagian diimbangi oleh penurunan pendapatan mekanis.

Laba bersih untuk periode yang berakhir pada Juni 2022 berjumlah 125 juta dolar AS (sekitar Rp 1,85 triliun), naik pesat dari angka 61 juta dolar AS (Rp 913 miliar) yang tercatat pada periode sama tahun lalu. Laba bersih yang disesuaikan melonjak 77 persen dari 83 juta dolar AS (Rp 1,22 triliun) menjadi 147 juta dolar AS (Rp 2,17 triliun).

CEO Warner Music Group Stephen Cooper mengatakan kepada analis bahwa perusahaannya ada pada posisi yang baik untuk menahan ancaman resesi. "Musik adalah kebutuhan esensial bagi umat manusia. Kebutuhan ini telah dan akan terus membuat sektor musik lebih tangguh daripada banyak industri lainnya," ujarnya.

Cooper juga menunjukkan kekuatan yang menopang Warner Music Group selama kuartal keuangan terbaru. Itu termasuk peluang yang diperluas dalam permainan media sosial, non-fungible token (NFT), penjualan piringan hitam, dan pemulihan pendapatan terkait tur musik.

Perusahaan memang menghadapi hambatan selama kuartal terakhir, akibat dampak valuta asing dari dolar AS yang lebih kuat pada pendapatan yang dikonversi dari yen Jepang dan yuan Cina. Begitu juga akibat penurunan tajam pendapatan streaming yang didukung iklan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement