Selasa 02 Aug 2022 23:03 WIB

Efek Samping Parasetamol: Perubahan Urine dan Tinja Jadi Tanda Bahaya

Parasetamol merupakan obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Obat pereda nyeri (ilustrasi). Parasetamol jarang menimbulkan efek samping. Namun, jika merasakan perubahan pada urine dan tinja, segera konsultasi dengan dokter.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parasetamol merupakan pilihan populer untuk meredakan rasa sakit atau nyeri. Tetapi sama seperti obat apapun, pil ini dapat menyebabkan beberapa efek samping.

Walaupun parasetamol termasuk "aman" dikonsumsi oleh sebagian besar orang, beberapa efek serius yang tidak diinginkan dapat saja muncul. Salah satu tandanya bisa dilihat dari kondisi buang air besar maupun kecil.

Baca Juga

Parasetamol diyakini ampuh mengobati segala macam sakit dan nyeri. Dari tablet hingga sirup, obat pereda rasa sakit ini tersedia dalam berbagai bentuk dan dijual bebas.

Meskipun mungkin parasetamol telah digunakan sebagai pereda nyeri selama ini, tapi boleh jadi beberapa efek sampingnya masih jarang diketahui. Salah satu tanda bahaya adalah ketika tinja berdarah atau hitam.

Selain itu, kencing bisa menjadi berdarah atau keruh. Tanda lain yang terkait dengan parasetamol adalah penurunan banyaknya urine secara tiba-tiba.

Laman Drugs.com mengungkap acetaminophen--yang merupakan bahan aktif yang terkandung dalam parasetamol- dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Pasien dianjurkan untuk segera menemui dokter jika salah satu dari efek samping tersebut terjadi saat menggunakan obat penghilang rasa sakit yang populer itu.

Ada satu lagi efek yang tidak diinginkan terkait dengan parasetamol, yakni dapat mewarnai urine dan feses, sehingga menjadi penyakit kuning. Tanda peringatan ini bisa membuat urine gelap dan tinja berwarna tanah liat.

Menurut laporan Express.co.uk, dikutip Selasa (2/8/2022), penyakit kuning dapat dipicu oleh cedera hati akut. Jenis cedera ini bisa disebabkan oleh keracunan atau overdosis parasetamol .

Penyakit kuning terjadi ketika ada tingkat tinggi pigmen empedu yang disebut bilirubin dalam tubuh. Meskipun efek samping terkait buang air kecil dan besar dapat terjadi, tanda-tanda ini dianggap jarang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement