REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apa yang Anda pikirkan ketika berbicara tentang cokelat? Selain rasanya yang nikmat dan lezat, ada pula hal-hal negatif begitu lekat dengan cokelat termasuk menambah berat badan.
Dilansir Eat This Not That, Kamis (28/7/2022), berikut beberapa mitos tentang cokelat yang sebetulnya tidak benar:
1. Cokelat tidak baik untuk tubuh
Ahli nutrisi di AS Lisa Moskovitz mengatakan, cokelat terutama dark chocolate menyediakan nutrisi dan pendukung kesehatan termasuk antioksidan penangkal stres serta mineral besi. “Mungkin sulit untuk percaya bahwa sesuatu yang rasanya sangat enak tidak buruk bagi Anda, tapi itulah yang terjadi pada cokelat," kata Moskovitz.
2. Hindari cokelat saat diet
Anggapan ini rasanya begitu umum dan banyak orang yang mempercayainya. Namun menurut Moskovitz, Anda bisa makan apa saja termasuk cokelat bahkan sedang program diet. Asalkan, porsi cokelatnya dibatasi.
"Menikmati cokelat sebagai dessert bisa sangat cocok dengan rencana diet selama Anda masih bisa mempertahankan defisit kalori dan tidak menggantikan kelompok makanan penting lainnya seperti buah, sayuran, protein, dan anti-lemak inflamasi," kata Moskovitz.
Bukan itu saja, Moskovitz menyarankan memasukkan makanan yang disukai dan nikmat adalah langkah strategis untuk merasa puas dan mencegah makan berlebihan. Jadi, jangan takut untuk sesekali makan sepotong cokelat.
3. Cokelat berkontribusi terhadap gula darah tinggi dan diabetes
Moskovitz mengatakan, cokelat memang mengandung tambahan gula yang bisa meningkatkan kadar gula darah. Tapi cokelat juga memiliki serta dan antioksidan yang bisa melindungi dari diabetes.
Jika Anda ingin makan cokelat tapi khawatir tentang risiko gula darah tinggi dan diabetes, Moskovitz menyarankan untuk memilih cokelat hitam atau cokelat rendah gula. Kemudian, seimbangkan sisa hari dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat untuk menstabilkan gula darah, lemak, sayuran, dan protein tanpa lemak. Ini akan membantu melindungi kesehatan memuaskan dahaga.
4. Cokelat menyebabkan jerawat
Menurut Moskovitz, sejauh ini tidak ada penelitian yang secara pasti mengonfirmasi bahwa cokelat bisa menyebabkan jerawat. Meskipun diet tinggi gula dapat memperburuk kondisi kulit berjerawat, namun itu bukan akar penyebab dari jerawat.
Moskovitz menyatakan, jerawat sering disebabkan oleh segudang fakta. Ini termasuk jenis kulit, hormon, usia, genetika, faktor lingkungan, dan rutinitas perawatan kulit.
"Konon, mengonsumsi makanan anti-inflamasi, kaya antioksidan dan kaya nutrisi benar-benar dapat menjinakkan volatilitas kulit. Jadi, jika Anda khawatir tentang seperti apa wajah Anda pada pagi hari, lakukan diet seimbang termasuk cokelat,” kata Moskovitz.