REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis akupunktur dr. Athia Asparini, SpAk, dari Ikatan Dokter Indonesia mengatakan bahwa pasangan suami istri yang berusaha memiliki keturunan bisa menjalani akupunktur untuk meningkatkan peluang hamil alami maupun bayi tabung (IVF). "Akupunktur terbukti secara penelitian meningkatkan tingkat kesuksesan terjadinya kehamilan dan meningkatkan keberhasilan kehamilan hingga usia kehamilan aterm," kata Athia dalam bincang-bincang virtual, Kamis (28/7/2022).
Dalam program hamil, akupunktur bermanfaat dalam meningkatkan mikrosirkulasi darah, pembuluh darah, persarafan pada organ reproduksi. Secara sentral, akupunktur bekerja dalam keseimbangan hormon reproduksi baik untuk suami atau istri.
Akupunktur juga bermanfaat dalam mengurangi stres dan kecemasan yang mempengaruhi sistem reproduksi, serta meningkatkan sistem imunitas. Pada pria, akupunktur akan memberikan efek pada perbaikan kualitas sperma, baik dari jumlah, pergerakan atau bentuk.
Pada perempuan, efek akupunktur dapat membantu menormalkan siklus haid, mengoptimalkan folikel dan ketebalan dinding rahim di masa subur, sehingga meningkatkan keberhasilan implantasi. Sebelum menjalankan akupunktur untuk program hamil, pasangan suami istri sebaiknya sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan, membawa hasil analisis sperma terbaru setidaknya dalam kurun tiga hingga enam bulan.
Pasangan suami istri bisa datang kapan saja tanpa perlu menunggu masa haid atau menunda karena sedang haid. Akupunktur untuk program hamil pada umumnya dilakukan dua kali dalam sepekan sebanyak total terapi 12 kali. Idealnya, akupunktur medik untuk program hamil dilakukan oleh suami dan istri.
Jika keduanya memiliki masalah yang membuat kehamilan tak kunjung terjadi, maka akupunktur harus dilakukan bersama. Namun, jika berdasarkan pemeriksaan dokter dinyatakan kondisi sperma suami tak bermasalah, maka akupunktur boleh dilakukan hanya untuk pihak istri.
Akupunktur medik merupakan cabang ilmu kedokteran yang menerapkan teknik rangsang akupunktur dengan menggunakan kaidah anatomi, fisiologi dan patologi yang telah terbukti secara EBM dan bertujuan sebagai preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif. Pada 1962, tim ahli akupunktur dari China didatangkan ke ke Indonesia untuk mengobati Presiden Soekarno. Setahun kemudian, tim riset ilmu pengobatan tradisional Timur di RSCM belajar akupunktur ke China.
Pada 2003, dokter ahli akupunktur disetarakan dengan dokter spesialis dan pada 2011, program studi Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik dibuka di FKUI-RSCM.