Selasa 19 Jul 2022 16:17 WIB

Kebiasaan Makan Terburuk yang Bisa Memperpendek Hidup

Pada pria usia 50-an, kebiasaan ini bisa memperpendek harapan hidup hingga 1,5 tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Garam. Menaburkan garam tambahan ke dalam makanan dapat membuat cita rasa makan menjadi lebih nikmat. Namun, kebiasaan yang tampak lumrah ini ternyata bisa memperpendek harapan hidup. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Garam. Menaburkan garam tambahan ke dalam makanan dapat membuat cita rasa makan menjadi lebih nikmat. Namun, kebiasaan yang tampak lumrah ini ternyata bisa memperpendek harapan hidup. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menaburkan garam tambahan ke dalam makanan dapat membuat cita rasa makan menjadi lebih nikmat. Namun, kebiasaan yang tampak lumrah ini ternyata bisa memperpendek harapan hidup.

Hal ini diketahui melalui sebuah studi yang baru dipublikasikan dalam European Heart Journal. Studi ini menganalisis pola makan pada lebih dari 500 ribu orang.

Baca Juga

Hasil studi menunjukkan bahwa kebiasaan menaburkan garam tambahan ke makanan dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga 28 persen. Untuk catatan, garam yang digunakan pada saat proses memasak tidak terhitung sebagai garam tambahan yang diteliti dalam studi ini.

Pada pria berusia 50 tahun ke atas, kebiasaan ini bisa memperpendek harapan hidup sebanyak 1,5 tahun. Sedangkan pada wanita di kelompok usia yang sama, kebiasaan menaburkan garam tambahan pada makanan bisa memperpendek harapan hidup sekitar 2,28 tahun.

"Temuan kami mendukung anjuran untuk mengurangi asupan garam," ujar peneliti Lu Qi MD dari Tulane University School of Public Health kepada Medscape Cardiology, seperti dilansir Eat This Not That.

Pendiri Healthful Lane Nutrition, Amanda Lane MS RD CDCES, mengungkapkan pola makan ala Barat umumnya memuat garam atau sodium yang tinggi. Di sisi lain, pola makan ini sangat minim akan asupan kalium.

"Ketidakseimbangan elektrolit-elektrolit ini dalam jangka panjang bisa memicu peningkatan tekanan darah yang dapat merusak ginjal, mata, jantung, dan otak," ujar  Lane.

Beragam panduan makan dari berbagai badan kesehatan telah merekomendasikan pembatasan asupan sodium sebanyak 2.300 mg per hari. Batasan ini setara dengan satu sendok teh garam per hari.

Lane menyebut, banyak orang yang tak sadar telah mengonsumsi banyak garam dalam keseharian. Alasannya, garam ini "bersembunyi" di balik beragam makanan olahan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dalam keseharian. Mengurangi konsumsi makanan olahan bisa membantu menekan asupan garam harian.

Saat memasak, Lane mengatakan garam juga bisa diganti dengan bahan-bahan yang bersifat asam. Sebagian di antaranya adalah cuka apel cider dan buah sitrus. Penambahan asam ini juga bisa meningkatkan cita rasa tanpa harus menambahkan banyak garam ke dalam masakan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement