Rabu 13 Jul 2022 14:15 WIB

Serba-serbi MPASI Hingga Fase Oral yang Harus Bunda Tahu demi Cegah Stunting

RS AZRA menggelar penyuluhan kesehatan di Posyandu dukung penurunan angka stunting

RS AZRA menggelar penyuluhan kesehatan di Posyandu dukung penurunan angka stunting.
Foto:

Lalu bagaimana panduan pemberian MPASI? Khanza juga menjelaskan sedikit tentang hal tersebut. Menurut Khanza ada beberapa panduan pemberian MPASI yaitu:

1. Usia 0-6 bulan bayi hanya diberikan ASI tanpa tambahan makan apa pun baik air putih, madu, apalagi buah.

2. Usia 6 bulan 1 hari – 8 bulan bayi mulai diberikan MPASI. Bayi diperkenalkan dengan berbagai macam varian makan dengan tekstur makanan saring semi cair dan lumat tidak terlalu encer. Porsinya cukup 2-3 sdm sampai 125 ml. Dengan pemberian 2-3 kali makan utama dan 1-2 kali makan selingan (makanan selingan bisa berupa buah yang dihaluskan/ buah kerok seperti pisang, alpukat, buah naga). Pada usia 7 dan 8 bulan tekstur dinaikan bertahap menjadi lumat kental agak kasar dengan perbandingan 20 : 80 dan 50:50, dan seterusnya. Pada usia 8 bulan anak mulai tertarik dengan finger food yang dapat berupa buah potong/sayuran rebus.

3. Usia 9 – 11 bulan tekstur makanan ditingkatkan menjadi agak kasar (ditumbuk), cincang halus, dan naik bertahap menjadi cincang kasar. Bahan makanan sama dengan orang dewasa dengan rasa menyesuaikan untuk anak-anak. Frekuensi dan porsi dapat ditingkatkan menjadi 3-4 kali makan utama (dengan porsi 125 – 250ml) dan 1-2 kali makanan selingan (perkedel daging). Pada proses tumbuh gigi, tekstur makan dapat diturunkan menjadi lebih lembut atau bayi diberikan finger food dingin agar gusi bayi nyaman).

4. Usia >12 bulan makanan sudah dapat disamakan dengan makanan keluarga.

Selain materi tentang MPASI, ada juga penjelasan tentang Manajemen Laktasi yang disampaikan oleh konselor laktasi RS AZRA, Yulita Dian. Dia menekankan tentang pentingnya ASI eksklusif dan menyusui.

“ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman lainnya seperti susu formula, air mineral, air gula, madu, dan lainnya,” ujar Yulita.

Pada penyuluhan kali ini disampaikan beberapa poin penting manajemen laktasi. Di antaranya cara menyusui yang baik dan benar, cara menyangga payudara, cara membantu bayi untuk melekat yang benar untuk menyusui, macam-macam posisi menyusui, cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, cara menggunakan ASI perah, dan penanganan puting lecet.

Materi terakhir yang disampaikan yaitu tentang Fase Oral oleh terapis terapi wicara RS AZRA, Nurlela. “Fase oral adalah tahap perkembangan area oral motor (daerah mulut dan pencernaan) yang akan memengaruhi perkembangan bicara dan makan. Berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan (oral gratification),” ungkap Nurlela.

Fase oral sangat penting karena fase ini memengaruhi kematangan kemampuan otot di daerah mulut. Hal ini nantinya akan memaksimalkan kemampuan anak untuk makan (mengunyah makanan padat dan menelan) serta berbicara. 

Menurut Nurlela ada beberapa tahapan perkembangan fase oral motor yaitu 0-4 bulan menghisap puting, 4-5 bulan menghisap sendok, proses menghisap lanjut, 6-9 bulan mengunyah secara vertikal, "menghisap" dengan gelas, gerakan sisi lidah yang terbatas. Pada 9-12 bulan meminum secara mandiri dengan gelas, 12-18 bulan gerakan sisi lidah, minum dengan sedotan, 18 – 24 bulan mengunyah dengan gerakan memutar, 24 bulan kemampuan mengunyah bagus.

Orang tua juga harus mempersiapkan Hal yang harus dilakukan saat fase oral bayi dimulai. Orang tua hendaknya memastikan tangan dan kaki bayi dalam keadaan bersih, mensterilkan mainan bayi, dan mengawasi bayi yang sedang mengeksplor benda – benda ke dalam mulutnya agar terhindar dari benda tajam atau tertelan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement