Rabu 01 Jun 2022 20:50 WIB

Sesak Napas Seperti Apa yang Jadi Gejala Gagal Jantung?

Sebanyak 64 juta orang dewasa di seluruh dunia hidup dengan gagal jantung.

Sejumlah penumpang menuruni tangga usai menaiki KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (13/5/2022). Mengeluh capai atau sesak napas saat naik tangga dapat menjadi gejala gagal jantung.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang menuruni tangga usai menaiki KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (13/5/2022). Mengeluh capai atau sesak napas saat naik tangga dapat menjadi gejala gagal jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai untuk mengidentifikasi gagal jantung. Penderita biasanya mudah lelah dan sesak napas serta membutuhkan bantal yang lebih tinggi saat tidur.

"Sebelum taraf yang berat, dia kalau melakukan pekerjaan biasanya katakanlah naik tangga sanggup dua tingkat sekarang itu jarak naik tangganya jauh lebih singkat, hanya setengah atau cuma satu tingkat sudah mengeluh capai atau sesak napas," ujar Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr Siti Elkana Nauli dalam diskusi bertajuk "Kenapa Kita Harus Peduli Gagal Jantung?" di Jakarta, dikutip Rabu (1/6/2022).

Baca Juga

Tanda-tanda lain penderita gagal jantung ialah mengeluh sesak dan sakit ketika menunduk. Gejala lain adalah ketika tidur membutuhkan lebih dari satu bantal untuk mendapatkan posisi kepala yang lebih tinggi.

Gejala gagal jantung juga berupa bengkak pada kaki dan perut. Susah bernapas dan mengeluarkan suara berlebihan ketika bernapas menjadi pertanda yang harus diwaspadai untuk pasien yang memiliki gagal jantung.

"Apa yang terjadi pada diri kita itu hanya kita yang tahu. Sebaiknya kita sadar, tadinya bisa berjalan jauh mulai (sekarang) lebih pendek, jangan-jangan ada penyakit lain. Tapi tidak semua pasien sesak napas itu gagal jantung," tuturnya.

Dr Nauli menjelaskan bahwa 64 juta orang dewasa di seluruh dunia hidup dengan gagal jantung. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat dengan tingkat rawat inap berulang dan kematian yang masih cukup tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement