REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pandemi Covid-19 merupakan batu ujian bagi semua keluarga. Di sini peran dari seorang ibu sangat vital dalam membawa keluarga keluar dari pandemi yang mematikan tersebut. Bahkan sejak pandemi mereka berhasil membangun kebiasaan positif baru yaitu berani berbisnis dan mempelajari keterampilan yang terkait dengan dunia bisnis dan digital.
Hasil survei Mei 2022 yang diadakan MoM Academy terhadap 681 moms di Indonesia yang disampaikan dalam talkshow di Momfest 2022 beberapa waktu lalu, terlihat sekali peran besar Mom atau para ibu pada ketahanan keluarga. Sehingga banyak keluarga di Indonesia bisa melewati masa pandemi dengan baik.
Sedangkan menurut survei tahun 2021, presentase Mom yang harus bekerja atau berbisnis untuk mendukung keuangan keluarga terbilang cukup tinggi hingga mencapai 30 persen karena berbagai alasan. Salah satunya adalah suami yang kehilangan pekerjaan atau mata pencariannya akibat PHK.
Tahun ini hasil survei menunjukkan hanya 8,7 persen istri yang masih berperan menjadi kepala rumah tangga dan 89,7 persen pencari nafkah utama adalah suami. "Mom masih tetap melanjutkan usaha yang sudah dirintis sebelumnya karena beragam alasan, dari mulai hobi dan eksistensi diri sampai mendukung keuangan keluarga," kata CEO Mothers on Mission dan MoM Academy, Widya Safitri dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/5/2022).
Widya juga menambahkan tahun ini adalah tahun yang penuh optimisme terutama bagi para moms di seluruh Indonesia. Hasil survei MoM Academy mempertegas hal tersebut, di mana lebih dari 50 persen responden mengakui situasi ekonomi mereka perlahan mulai membaik. Di tahun ini pula Moms sudah mulai memiliki dana cadangan dan berani berinvestasi. Dalam hal pembelanjaan anggaran keluarga, Moms sudah mulai menyelipkan perawatan tubuh dan kecantikan diri.
Rista Zwestika selaku perencana keuangan dari Finansialku mengajak Moms untuk menjadi seseorang yang independent, terutama dalam hal keuangan. Data yang disampaikan Rista pun kurang lebih sama dengan hasil survei MoM Academy di mana tahun 2021 kontribusi perempuan pada keuangan keluarga bahkan mencapai 50 persen.
Rista menambahkan justru dengan adanya fenomena ini, angka kekerasan pada keluarga meningkat. Ini bisa disebabkan karena kurangnya komunikasi dan pengertian dari kedua belah pihak. "Pengaturan keuangan suami dan istri itu pun harus dibicarakan dan disepakati. Terutama bagi mereka yang menggabungkan pemasukan ataupun pengeluarannya," katanya.