Ahad 22 May 2022 14:20 WIB

Gay Banyak yang Kena, Pakar: Cacar Monyet tak Berkaitan dengan Orientasi Seksual

Ahli berpendapat cacar monyet mungkin bisa menular melalui hubungan seksual.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo.  Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika.
Foto:

Saat ini, kasus cacar monyet telah teridentifikasi di 11 negara dengan total 140 kasus terkonfirmasi dan suspek. Menurut McCollum dan ahli penyakit menular Prof Whitworth, kemunculan cacar monyet tak perlu memicu kekhawatiran berlebih.

"Kemungkinannya jumlah kasus (cacar monyet) tak akan menjadi sangat besar. Penyakit ini kemungkinan bukan pandemi berikutnya, kami tak berpikir demikian," ungkap Prof Whitworth.

Salah satu kesulitan yang dihadapi para ahli dalam menghadapi wabah ini adalah banyak pasien yang tak memiliki hubungan kontak yang jelas antara satu sama lain. Banyak dari pasien yang tak bepergian ke negara-negara endemik seperti Kongo, Nigeria, atau Kamerun.

Salah satu gejala khas dari cacar monyet adalah kemunculan bintil-bintil merah atau lesi di kulit. Bintil-bintil merah ini kerap terlihat di area wajah, telapak tangan, dan bagian bawah kaki.

"Pada kasus-kasus di Eropa, masalah kulit semakin sering dilaporkan terlokalisasi di area genital, selangkangan, dan kulit di sekitar pembukaan anal," jelas otoritas kesehatan Swedia.

Baca juga : Cara Lindungi Diri Terhindar dari Cacar Monyet

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement