Kamis 12 May 2022 18:50 WIB

Tiga Klasifikasi Kasus Hepatitis Akut

Orang tua diserukan tak panik dan mengenali gejala hepatitis akut.

Gejala awal hepatitis ialah nyeri perut hingga diare (ilustrasi). Anak yang diduga menderita hepatitis akut harus beristirahat total.
Foto:

Hepatitis merupakan radang pada sel hati. Saat ini, ada parameter yang bisa digunakan untuk memastikannya, yakni enzim hati atau Alanine Aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamate Pyruvate Trasnsaminase (SGPT) bila nilainya dua kali di atas normal.

Berbicara penyebab, hepatitis bisa disebabkan infeksi dan non-infeksi. Infeksi bisa karena virus (A,B,C, D, E dan G), bakteri atau parasit, sementara non-infeksi misalnya akibat obat, racun, metabolisme.

Berkaca pada kondisi saat ini, menurut Ade, belum satu pun ada data akurat yang bisa menyatakan jelas penyebabnya. Para dokter pun belum berani ini terkait dengan SARS-CoV-2.

Hepatitis akut beberapa waktu terakhir menjadi sorotan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Organisasi tersebut kemudian menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kementerian Kesehatan pun telah meningkatkan kewaspadaan pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia yang belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022. Di Indonesia, pada 9 Mei lalu tercatat 15 kasus yang masih diduga hepatitis dan masih dalam proses investigasi.

"Di Indonesia, secara kasusnya memang ada yang dilaporkan. Tetapi apakah termasuk bagian kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, masih diselidiki. Jangan melihat kasus di Indonesia sebagai kasus yang mengerikan tapi kasus yang diwaspadai," kata dr Ade.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement