Dengan begitu, pelayanan kesehatan bisa diberikan secara optimal dan pemeriksaannya bisa dilakukan secara lengkap. Menurut Hari, pengobatan hepatitis akut misterius perlu dilakukan di fasilitas kesehatan ini karena untuk memeriksa hepatitis, terutama D dan E di Indonesia masih cukup sulit. Bahkan, ia menyebutkan beberapa laboratorium swasta sampai harus mengirim sampel dugaan penyakit ini ke luar negeri.
Di kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hepatitis akut misterius belum diketahui penyebab pastinya meski terungkap mengandung adenovirus. Penyakit ini gejalanya dapat berkembang menjadi berat saat menyerang anak-anak.
Nadia mengutip catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa anak-anak yang terinfeksi hepatitis akut misterius berusia antara satu bulan sampai 16 tahun. Sementara itu, di Indonesia, tercatat 15 kasus hepatitis akut misterius hingga Rabu (11/5/2022).
"Mereka berusia satu hingga enam tahun," ujarnya.
Advertisement