Rabu 11 May 2022 10:14 WIB

Gusi Berdarah Merupakan Gejala Kanker, Benarkah?

Orang yang konsisten mengalami gusi berdarah disarankan menemui dokter.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Benarkah gusi berdarah merupakan gejala kanker? (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Benarkah gusi berdarah merupakan gejala kanker? (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan mulut di Nigeria meminta warga setempat yang mengalami pendarahan dan gusi bengkak untuk tidak mengabaikannya. Pakar tersebut mengingatkan, hal tersebut bisa menjadi tanda kondisi kesehatan yang serius.

Menurut mereka, gusi berdarah jika tidak diobati tidak hanya menyebabkan kehilangan gigi, tetapi juga bisa menjadi tanda awal kanker, diabetes, dan penyakit autoimun. Para ahli mendesak orang-orang yang secara konsisten mengalami gusi berdarah setiap kali mereka menyikat gigi untuk menemui dokter gigi untuk evaluasi medis yang tepat untuk mengetahui penyebabnya. Mereka juga memperingatkan hal itu bisa berubah menjadi sesuatu yang lain.

Baca Juga

Dilansir di laman PUNCH Healthwise, Rabu (11/5/2022), konsultan patologi mulut dan maksilofasial di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lagos, Idi-Araba, dr Osariemen Okhuaihesuyi, mengatakan, gusi berdarah tidak boleh dianggap remeh atau dianggap remeh. Meskipun orang sering mengalami gusi berdarah akibat penumpukan plak di mulut, penyebab lain bisa menandakan kondisi penyakit yang mendasari seperti diabetes.

“Gusi berdarah tidak boleh dianggap enteng, itu harus ditangani secepat mungkin," ujarnya.

Bagi kebanyakan orang, alasan mengapa mereka mengalami gusi berdarah adalah karena gusi meradang. Itu berarti, mereka tidak dalam kondisi yang paling sehat dan itu karena setiap orang dari kita memiliki bakteri di mulut kita.

Anda memiliki sisa makanan dan hal-hal yang menumpuk di sekitar gusi, itu disebut plak penumpukan. "Jadi sering kali setiap orang memiliki plak di mulut, dan itulah alasan mengapa kami menyarankan orang untuk menyikat gigi dua kali sehari untuk menghilangkannya," ujarnya.

Namun, dalam kasus di mana itu tidak dihilangkan, maka akan mulai membentuk apa yang disebut kalkulus. Begitu ada kalkulus di sana, akan mengiritasi gusi. "Meskipun mungkin tidak terlihat seperti gusi yang teriritasi, itu tidak dalam kondisi yang paling sehat," ujarnya.

Dr Okhuaihesuyi mengatakan, orang-orang yang memiliki penumpukan di sekitar gusi harus mengunjungi dokter gigi untuk melakukan scaling dan polishing. Itulah cara satu-satunya untuk membersihkan partikel keras yang tidak bisa dihilangkan oleh sikat gigi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement