REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali lebaran membuat kalap menyantap semua hidangan makanan khas Idul Fitri seperti ketupat sayur atau opor. Padahal, makanan yang dikonsumsi dalam jumlah banyak ini bisa membuat badan bertambah menjadi lebih gemuk dalam waktu singkat.
Menurut Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro, setelah menyantap makanan lebaran yang bersantan seperti opor, makanan tinggi gula, tinggi lemak, kue kering dan mungkin dimakan jadi camilan hingga kini bisa membuat berat badan (BB) naik drastis usai Idul Fitri.
"Jangan sampai sebulan sudah berpuasa yang mulai membuat metabolisme bagus, namun hanya karena terlena pada saat lebaran akhirnya merasakan dampak kurang baik. Tetap ingat untuk menjaga gaya hidup sehat termasuk membatasi makanan yang tinggi kalori, tinggi lemak," ujar Reisa saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan, Senin (9/5/2022).
Jadi, Reisa meminta masyarakat kembalikan pola makan menjadi lebih sehat, yaitu gizi seimbang isi piringku sebagai panduan. Ia menjelaskan, isi piringku bisa menjadi panduan komposisi porsi makanan. Ia menyebutkan, makanan pokok sumber karbohidrat yaitu 2/3 dari setengah piring, kemudian setengah piring lainnya diisi dengan 2/3 porsi sayuran. Kemudian sepertiga lainnya piring diisi dengan lauk pauk dan sepertiga terakhir diisi dengan buah-buahan.
"Panduan makanan sehat ini harus dikonsumsi supaya tidak makan sehat saja tetapi supaya setelah lebaran tetap sehat, produktif, dan badannya tidak ikut melebar," ujarnya.
Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, ia mengingatkan aktivitas fisik juga harus diperhatikan dengan baik. Menurutnya berolahraga harus rutin dilakukan, paling tidak 15-30 menit per hari. "Olahraga bisa dilakukan bertahap, dimulai dari jalan kaki, jalan cepat, kemudian bisa bersepeda dan lebih lama durasinya," katanya.