REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tompi dikenal luas sebagai sosok dokter spesialis bedah plastik ternama yang juga sukses berprofesi sebagai penyanyi, produser, fotografer, hingga sutradara film. Ternyata, menjadi dokter bukanlah bagian dari rencana Tompi di masa lalu.
"Zaman SD-SMP, cita-cita saya mau kuliah di Pulau Jawa, terserah kuliahnya apa," kata pria asal Aceh ini dalam acara Believer Bliss di Jakarta Ramadhan Festival, beberapa waktu lalu.
Menjelang lulus SMA, sang ibu mulai bertanya mengenai rencana kuliah Tompi. Saat itu, Tompi mengutarakan keinginannya untuk berkuliah di jurusan seni dan menjadi seniman seperti sang ibu. Akan tetapi, sang ibu melarang karena pada saat itu seniman belum mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat.
Sang ibu lalu menganjurkan Tompi untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran. Tompi mengatakan saat itu sebenarnya dia tidak begitu meminatinya. Meski begitu, pelantun "Menghujam Jantungku" itu tetap menuruti saran sang ibu dan berhasil lulus ujian menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
"Saya sempat kesulitan di awal karena masuk ke sekolah yang bukan saya mau, saya inginkan," jelas Tompi.
Seiring berjalannya waktu, Tompi menyadari bahwa berkesenian tidak harus dikotak-kotakkan dengan profesi. Tompi mulai merasa bahwa menjadi seorang dokter bukanlah penghalang bagi kecintaannya terhadap seni.
Sebaliknya, menjadi dokter justru memungkinkan Tompi untuk tetap berkesenian. Hal ini pula yang mendorong Tompi untuk memilih spesialisasi bedah plastik.
"Saya pilih bedah plastik karena itu berkesenian. Bagaimana kita mengoperasi bibir sumbing, menyambung tangan putus, memperbaiki konstruksi pada kasus-kasus kanker, sampai kasus-kasus yang murni estetika tanpa embel-embel rekonstruksi," jelas pria yang memiliki nama asli Teuku Adifitrian ini.
Di tengah kesibukannya sebagai seorang dokter, Tompi juga masih bisa meluangkan waktunya untuk melakukan berbagai hobi dan berkarya. Tompi mengatakan dia biasanya praktik sebagai dokter mulai dari pukul 07.00 pagi hingga 17.00-18.00 malam. Setelah itu, Tompi memanfaatkan waktu luang yang ia miliki untuk bermusik, rekaman, atau syuting.
"Waktu (24 jam) rasanya tidak cukup. Saya tidur sehari empat hingga lima jam maksimal, bahkan di hari Ahad sekalipun," jelas Tompi.
Meski melelahkan, Tompi tetap menjalani berbagai aktivitasnya dengan sepenuh hati. Tompi bahkan selalu berupaya menjadikan hobi yang dia tekuni tak hanya bersifat konsumtif tapi juga memiliki manfaat dan menghasilkan.
"Buat saya, hobi harus menghidupi (membiayai) hobi itu sendiri," jelas Tompi.
Sebagai contoh, salah satu hobi Tompi adalah memotret. Sebagian orang yang hobi memotret mungkin akan menggelontorkan banyak uang simpanan untuk membeli kamera yang bagus. Akan tetapi, Tompi memilih untuk menghasilkan uang terlebih dahulu dari kemampuan memotretnya baru kemudian membeli kamera yang bagus dari uang tersebut.
"Jangan konsumtif. Walaupun hobi itu konsumtif, gimana caranya buat itu jadi produktif," jelas Tompi.
Believer Bliss merupakan salah satu rangkaian acara menarik yang bisa disaksikan dalam gelaran Jakarta Ramadhan Festival. Jakarta Ramadhan Festival juga memiliki serangkaian kegiatan menarik lain mulai dari bazar, peragaan busana, acara bincang-bincang, pertunjukan dan seni, gerai konsultasi, hingga khatam Alquran.