REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisiensi vitamin D diketahui dapat memicu beragam masalah kesehatan, mulai dari peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga gangguan kognitif pada lansia. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kadar vitamin D yang rendah di dalam tubuh juga berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan.
Studi yang dilakukan oleh peneliti dari National Institute of Environmental Health Sciences ini melibatkan 1.862 wanita dari ras kulit hitam dan ras kulit putih di Amerika Serikat. Pemantauan dilakukan selama 9,2 tahun dan sebanyak 415 wanita terdiagnosis dengan kanker payudara.
Hasil studi menemukan bahwa wanita dengan kadar vitamin D yang cukup di dalam tubuh memiliki risiko kanker payudara 21 persen lebih rendah dibandingkan wanita yang mengalami defisiensi vitamin D. Studi ini juga menemukan bahwa ras atau etnis wanita turut mempengaruhi hubungan antara kadar vitamin D dengan risiko kanker payudara.
Penurunan risiko kanker payudara pada wanita berkulit putih dengan kadar vitamin D yang cukup di dalam tubuhnya mencapai 48 persen lebih rendah. Akan tetapi, penurunan risiko kanker payudara pada wanita berkulit hitam dengan kadar vitamin D yang cukup hanya berkisar 11 persen lebih rendah.
"Temuan ini mengindikasikan bahwa vitamin D mungkin berkaitan dengan penurunan risiko kanker payudara," jelas ketua tim peneliti Katie O'Brien PhD, seperti dilansir AJC, Senin (2/5/2022).
Vitamin D mungkin lebih identik sebagai zat gizi yang membantu menjaga kekuatan tulang. Akan tetapi, beragam penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D juga diperlukan untuk melindungi tubuh dari berbagai masalah kesehatan.
Selain berkaitan dengan risiko kanker payudara, defisiensi vitamin D juga berkaitan dengan gangguan kognitif pada lansia, asma berat pada anak, serta peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Sayangnya, kondisi defisiensi vitamin D terkadang memicu gejala yang jarang disadari.
Seperti dilansir WebMD, ada beberapa alasan yang dapat membuat seseorang mengalami defisiensi vitamin D. Salah satu di antaranya adalah tidak mengonsumsi vitamin D yang cukup karena menerapkan diet vegan yang ketat. Seperti diektahui, vitamin D dari makanan umumnya didapatkan melalui ikan, minyak ikan, kuning telur, susu fortifikasi, dan hati sapi.
Beberapa hal lain yang memicu defisiensi vitamin D adalah kurangnya paparan sinar matahari, warna kulit yang lebih gelap, dan ketidakmampuan ginjal untuk mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif. Selain itu, penyakit tertentu juga dapat menyebabkan vitamin D tidak terserap dengan optimal. Beberapa contohnya adalah penyakit Crohn, fibrosis kistik, dan penyakit Celiac.
Tubuh yang obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin D. Individu yang memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih cenderung memiliki kadar vitamin D yang rendah di darah.