Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof DR dr Sidartawan,SpPD-KEMD mengatakan, selain ginjal, fungsi organ tubuh lain seperti jantung, pembuluh darah juga perlu diperiksa untuk kemudian ditentukan obatnya. Setiap ada komplikasi maka berbeda obatnya.
"Orang sudah ada keluhan, komplikasi bisa tiga-empat," kata dia.
Setelahnya, pasien disarankan secara berkala melakukan kontrol paling tidak tiga bulan sekali. Bila dia mendapatkan insulin, maka pemeriksaan mungkin setiap dua hari tergantung keadaannya.
Prof Sidartawan menjelaskan, masyarakat yang memiliki faktor risiko sebaiknya melakukan pemeriksaan dini gula darah. Di samping riwayat keluarga dengan diabetes, faktor risikonya kondisi gemuk, dan melahirkan anak dengan berat badan di atas empat kilogram.
Gejala yang umumnya menjadi penanda diabetes antara lain sering lapar, haus, dan buang air kecil (BAK) menandakan penyakit yang sudah berlangsung lama. Pada mereka yang didiagnosis pra diabetes, Prof.Sidartawan menyarankan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, termasuk rutin berolahraga, menjaga berat badan normal, dan memeriksa gula darah setiap enam bulan sekali.
"Kalau sudah baik, pertahankan. Kalau diabetes, kendalikan. Kontrol seumur hidup. Makin tinggi HbA1C, makin jelek kadarnya, makin sering kontrolnya," demikian pesan dia.