Senin 02 May 2022 09:15 WIB

Segera Periksa Urine Setelah Terindikasi Diabetes

Apa perlunya pemeriksaan urine ketika terindikasi diabetes?

Tes urine (Ilustrasi). Dengan memeriksa urine, masyarakat bisa melihat apakah ginjal sudah terkena atau terpengaruh diabetes.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Tes urine (Ilustrasi). Dengan memeriksa urine, masyarakat bisa melihat apakah ginjal sudah terkena atau terpengaruh diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter menyarankan seseorang yang sudah terindikasi mengidap diabetes untuk segera melakukan pemeriksaan urine ke dokter demi mencegah terjadinya komplikasi di kemudian hari. Pengukuran kadar gula dalam darah dapat menjadi indikasi diabetes.

"Pemeriksaan urine untuk mengetahui mikroalbuminuria (kandungan albumin dalam urine) sejak dini dimaksudkan untuk mencegah dan memperlambat progresivitas komplikasi penyakit," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dari Universitas Indonesia, Tunggul D Situmorang, dalam sebuah webinar kesehatan.

Baca Juga

Dengan memeriksa urine, menurut dr Tunggul, masyarakat bisa melihat apakah ginjal sudah terkena atau terpengaruh diabetes. Kini, sudah ada pemeriksaan yang sangat dini atau fase belum ada gejala.

"Apakah urin berbusa dan sebagainya," katanya.

Pada fase awal atau protein dalam urine di bawah 300 mg, maka dengan pengobatan yang baik termasuk pengendalian gula darah, tekanan darah, maka bisa mencegah komplikasi terhadap ginjal misalnya gagal ginjal. Pemeriksaan serupa dianjurkan kembali dilakukan setiap enam bulan.

Sementara bila protein yang ditemukan lebih tinggi dari angka tersebut dan urine berbusa maka artinya sudah progresif. Menurut dr Tunggul, tindakan medis yang bisa dilakukan hanya memperlambat progresivitas pada ginjal.

Pemeriksaan fungsi ginjal dimungkinkan di sini. Sebelum itu, ada pemeriksaan yang bisa dilakukan, yakni Cystatin C.

"Kalau sudah terganggu fungsi ginjal, perjalanan progresivitas penyakit ginjal kronis akibat diabetes lebih progresif dibanding penyebab lainnya. Walau gula darah dikendalikan, pada penyakit ginjal yang sudah lanjut, penyakit berjalan terus. Yang bisa dilakukan memperlambat progresivitas," tutur dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement