REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Orang mungkin mengalami beberapa efek samping setelah menerima suntikan booster, sama halnya seperti usai mendapatkan vaksin dosis primer. Efek ini muncul sebagai cara tubuh untuk mengatakan sedang membangun perlindungan terhadap Covid-19. Akan tetapi apakah efeknya sama antara booster dan dosis primer?
Edukator kesehatan yang menjadi pembicara mengenai penanganan Covid-19 Muhamad Fajri Adda'i melalui pesan elektroniknya kepada Antara beberapa waktu lalu mengiyakannya. Merujuk pada vaksin berbasis mRNA yakni Moderna dan Pfizer, dia menyebut keduanya memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping yang cukup tinggi seperti demam, tidak enak badan, pegal di lokasi suntikan, hingga meriang.
"Tetapi memang tidak langsung, sekitar 18 jam kemudian," ujar dokter jebolan Universitas Gadjah Mada tersebut.
Berdasarkan pengalamannya, ia mendapatkan booster pertama Moderna pada 6 Agustus lalu. Pada 12 jam pertama belum merasakan reaksi apa pun. Namun 14 jam usai divaksin, barulah dia merasa sumeng dan panas dingin walau masih bisa ditahan. "Setelah 28 jam setelah divaksin tidak tahan, akhirnya minum obat, lumayan. Tangan nyeri-nyeri karena reaksi lokal inflamasi, dikompres dingin lumayan," jelas dia.
Mengetahui efek ini, maka Fajri menyarankan Anda yang akan disuntik vaksin selama Ramadhan bisa memilih waktu malam hari atau menjelang berbuka puasa. Namun apabila Anda ingin divaksin saat berpuasa, maka persiapkan tubuh dengan baik antara lain pastikan kondisi fit (sama halnya bila akan divaksin pada malam hari) agar vaksin bisa bekerja optimal membantu meningkatkan kadar antibodi.
Seperti dikutip dari Medical Daily, vaksin booster memiliki bahan atau formulasi yang sama dengan vaksin primer Covid-19 kecuali booster vaksin Moderna yang kandungan vaksinnya hanya setengah dari dosis seri primer sehingga dapat memicu gejala atau efek samping seperti dosis utama. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), kebanyakan orang yang mendapat suntikan booster Moderna dan Pfizer mengalami gejala ringan hingga sedang. Sementara efek samping yang serius jarang terjadi.
Efek samping booster yang paling sering dilaporkan antara lain demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di tempat suntikan. Obat yang dijual bebas seperti ibuprofen, aspirin, asetaminofen, atau antihistamin direkomendasikan untuk mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan setelah disuntik.
Efek samping lain yang mungkin muncul setelah menerima suntikan booster termasuk kemerahan dan pembengkakan di tempat suntikan, kelelahan, kedinginan, dan mual. Para ahli menyarankan Anda untuk minum banyak cairan dan berpakaian nyaman untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat efek samping setelah menerima suntikan. Dosis booster diperlukan demi memperpanjang perlindungan yang diberikan vaksin untuk waktu lebih lama.