Selasa 12 Apr 2022 01:05 WIB

Dokter Luruskan Salah Kaprah Soal Diabetes Basah dan Kering

Diabetes basah dan kering jadi isilah umum yang digunakan masyarakat awam.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Diabetes basah dan kering jadi isilah umum yang digunakan masyarakat awam.
Foto: Essential Health Info
Diabetes basah dan kering jadi isilah umum yang digunakan masyarakat awam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes kering dan diabetes basah merupakan dua istilah yang sangat umum digunakan oleh masyarakat awam ketika membicarakan penyakit diabetes. Meski sering digunakan, penggunaan istilah diabetes kering dan basah ini sebenarnya keliru.

Masyarakat awam biasanya menggunakan istilah diabetes basah untuk menyebut kasus diabetes yang disertai dengan luka basah yang tak kunjung sembuh. Sedangkan diabetes kering digunakan untuk kasus diabetes yang tidak disertai dengan luka.

Baca Juga

Luka basah yang disebut oleh masyarakat awam sebagai diabetes basah sebenarnya adalah gangrene. Menurut Mayo Clinic, gangrene merupakan sebuah kondisi di mana jaringan tubuh mengalami kematian karena buruknya aliran darah ke area tersebut atau adanya infeksi bakteri yang serius.

Pada kasus diabetes, gangrene biasanya dialami oleh pasien dengan kadar gula darah yang tak terkontrol. Kemunculan gangrene bisa bermula dari adanya luka kecil pada kaki yang tak disadari dan sulit sembuh. Bila dibiarkan semakin memburuk, pasien diabetes yang mengalami gangrene mungkin akan membutuhkan prosedur amputasi.

"Diabetes basah dan kering sebenarnya mengarah pada kontrol gula darah dari penyandang diabetes. Kita sudah tinggalkan istilah itu karena tidak relevan dengan tatalaksana pasien diabetes," ujar dokter spesialis penyakit dalam dan founder komunitas Sobat Diabet dr Rudy Kurniawan SpPD DipTH, dalam virtual media briefing #BeatDiabetes2022 Warrior bersama Tropicana Slim.

Penyakit diabetes, lanjut dr Rudy, sebenarnya bisa terbagi ke dalam empat jenis. Keempat jenis tersebut adalah diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes tipe lain.

Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin yang memiliki peran penting dalam mengatur kadar gula darah.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi. Jenis diabetes ini biasanya dialami oleh orang dewasa dan berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat.

Diabetes gestasional, lanjut dr Rudy, merupakan jenis diabetes yang terjadi pada masa kehamilan. Diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 di kemudian hari, baik pada ibu maupun anak.

"Diabetes tipe lain, misalnya karena penggunaan obat tertentu," jelas dr Rudy.

Agar terhindar dari risiko komplikasi, termasuk gangrene, dr Rudy sangat menganjurkan pasien diabetes untuk menjaga kontrol gula darah mereka. Alasannya, kadar gula darah yang tidak terkontrol akan membuat luka menjadi sulit sembuh, mudah mengalami infeksi, dan bahkan bisa memicu terjadinya komplikasi yang dampaknya hingga ke tulang.

"Intinya, pasien diabetes perlu menjaga agar kadar gula darahnya terkontrol, evaluasi berbagai komplikasi, sehingga kalau kejadian (komplikasi) tidak terlambat dan bisa ditangani lebih awal lagi," jelas dr Rudy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement