REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 memang melindungi sebagian besar pasien kanker agar tidak tertular Covid atau tidak mengalami gejala berat. Namun, penderita kanker darah tidak bisa mendapatkan manfaat perlindungan yang sama.
Menurut sebuah penelitian di Indiana University Melvin and Bren Simon Comprehensive Cancer Center, Indianapolis, Amerika Serikat, pasien kanker darah yang sudah divaksinasi tetap memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19 hingga bergejala berat. Terpapar Covid-19 setelah divaksinasi dikenal juga dengan kasus infeksi terobosan (breakthrough infection).
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology itu menyebut bahwa pasien kanker darah adalah kelompok paling rentan andaikan ada varian baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Mereka lebih rentan dibandingkan dengan penderita kanker jenis padat.
"Pasien kanker darah, termasuk leukemia, multiple myeloma, dan limfoma memiliki risiko lebih tinggi terkena Covid-19,"
ungkap peneliti, dilansir Fox News, Selasa (5/4/2022).
Peneliti utama studi, Jing Su PhD, yang juga merupakan asisten profesor di Departemen Biostatistik Fakultas Kedokteran Universitas Indiana,memimpin penelitian dengan analisis data dari National Covid Cohort Collaborative (N3C) di National Institutes of Health. Penelitian dilakukan oleh tim peneliti dari 10 lembaga seluruh Amerika Serikat.
Para peneliti menemukan bahwa risiko infeksi oleh varian baru bisa berkurang jika pasien kanker--apapun jenis kankernya--sudah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19. Tim itu juga mengatakan bahwa vaksin Moderna lebih efektif daripada vaksin Pfizer untuk melindungi pasien dengan kanker darah, terutama pasien dengan multiple myeloma.
Tim menggunakan salah satu sumber data Covid-19 terbesar di dunia dan terbesar di Amerika Serikat. Su yang juga merupakan associate director pusat data kanker dunia untuk Biostatistics and Data Management Core mengatakan , penelitian ini mencakup lebih dari 12,5 juta pasien dan 4,5 juta pasien Covid-19.
Tim juga memeriksa lebih dari 64 ribu pasien kanker yang divaksinasi Covid-19. Mereka secara sistematis menyaring jenis kanker utama dan jenis pengobatan utama, serta faktor risiko lain seperti usia, komorbiditas, jenis kelamin, ras, lokasi geografis, dan lainnya.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif pengaruh kontribusi setiap faktor risiko dan tingkat spesifik dari setiap subkelompok kanker serta kontribusi kategori pengobatan untuk pasien kanker. Temuan ini dapat membantu memandu perawatan klinis dan pengobatan untuk pasien kanker yang terpapar Covid-19.