Gelaja afasia dapat berupa kesulitan membaca, mendengarkan, berbicara, mengetik atau menulis. Meski tidak memengaruhi kecerdasan penderita, afasia dapat berdampak pada kemampuan penderitanya untuk berkomunikasi.
Penderita afasia kadang-kadang dapat menempatkan suara yang salah dalam sebuah kata, memilih kata yang salah, atau menggabungkan kata-kata secara tidak benar. Afasia juga dapat hadir dengan gangguan lain, bisa berupa kesulitan visual, masalah mobilitas, kelemahan anggota badan, dan masalah dengan memori atau keterampilan berpikir.
Afasia didiagnosis setelah penderita menjalani tes wicara dan bahasa dan pemindaian untuk menilai kerusakan otak. Terapi wicara dan bahasa adalah jenis perawatan utama untuk orang-orang dengan kondisi itu.
Meskipun bervariasi dari orang ke orang, kebanyakan penderita afasia dapat mengalami perbaikan kondisi. Beberapa di antaranya bahkan pulih sepenuhnya. Namun, penyakit ini sulit untuk dijalani dan dapat menyebabkan isolasi, kecemasan, dan membuat depresi.