Ahad 06 Mar 2022 11:39 WIB

Konsumsi Alkohol Bisa Membuat Otak Cepat Tua

Konsumsi alkohol mampu membuat otak mengalami penuaan lebih cepat.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Konsumsi alkohol mampu membuat otak mengalami penuaan lebih cepat.
Foto: www.freepik.com.
Konsumsi alkohol mampu membuat otak mengalami penuaan lebih cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit misinformasi yang tersebar dengan menggambarkan alkohol bisa bermanfaat bagi jantung, ginjal, dan lainnya. Tetapi sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa alkohol justru dapat merusak organ, termasuk otak.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal 'Nature Communications'. Penelitian menggunakan dataset lebih dari 36.000 orang dewasa. Studi mengungkapkan bahwa minum satu hingga dua gelas sehari dikaitkan dengan perubahan otak yang lebih cepat tua. Perubahan otak terjadi setara dengan penuaan dua tahun.

Baca Juga

Minum lebih banyak dikaitkan dengan jumlah kerusakan yang lebih besar. Orang yang minum alkohol lebih banyak memiliki perubahan dalam struktur dan ukuran otak yang berhubungan dengan gangguan kognitif.

Studi tersebut mengatakan bahwa konsumsi alkohol bahkan pada tingkat yang sederhana, seperti beberapa gelas bir atau gelas anggur sepekan, dapat membawa risiko ke otak

"Fakta bahwa kami memiliki ukuran sampel yang besar memungkinkan kami menemukan pola yang halus, bahkan antara minum setara dengan setengah bir dan satu bir sehari," kata Gideon Nave, penulis korespondensi pada studi dan anggota fakultas di Penn's Wharton School, seperti dilansir dari Catch News, Ahad (6/3/2022).

Menurut Kranzler dari Penn Center for Studies of Addiction, temuan ini kontras dengan pedoman ilmiah dan pemerintah tentang batas minum yang aman. National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism merekomendasikan wanita mengkonsumsi rata-rata tidak lebih dari satu minuman per hari. Batas yang direkomendasikan untuk pria adalah dua kali lipat. 

“Itu adalah jumlah yang melebihi tingkat konsumsi terkait dalam penelitian dengan penurunan volume otak,” kata Kranzler.

Banyak penelitian telah meneliti hubungan antara minum dan kesehatan otak, dengan hasil yang ambigu. Sementara ada bukti kuat bahwa minum berat menyebabkan perubahan dalam struktur otak.

Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi alkohol tingkat sedang mungkin tidak berdampak, atau bahkan minum ringan dapat bermanfaat bagi otak pada orang dewasa yang lebih tua. Investigasi sebelumnya ini tidak memiliki kekuatan kumpulan data besar. 

Untuk mendapatkan pemahaman tentang kemungkinan hubungan antara minum dan otak, sangat penting untuk mengontrol variabel pengganggu yang dapat mengaburkan hubungan. Peneliti mengontrol usia, tinggi badan, kidal, jenis kelamin, status merokok, status sosial ekonomi, keturunan genetik, dan daerah tempat tinggal. Mereka juga mengoreksi data volume otak untuk ukuran kepala secara keseluruhan.

Para peserta sukarelawan di Biobank telah menjawab pertanyaan survei tentang tingkat konsumsi alkohol mereka, dari tidak minum sama sekali hingga rata-rata empat unit alkohol atau lebih per hari. Para peneliti mengelompokkan peserta berdasarkan tingkat konsumsi rata-rata.

Peneliti membandingkan pengurangan ukuran otak yang terkait dengan minum dengan yang terjadi seiring bertambahnya usia. Setiap unit alkohol tambahan yang dikonsumsi per hari tercermin dalam efek penuaan yang lebih besar di otak. Sementara dari nol ke rata-rata harian satu unit alkohol dikaitkan dengan setengah tahun penuaan, perbedaan antara nol dan empat minuman lebih dari 10 tahun penuaan.

"Ada beberapa bukti bahwa efek minum pada otak adalah eksponensial," kata rekan penulis Remi Daviet. 

Jadi, satu minuman tambahan dalam sehari bisa memiliki dampak yang lebih besar daripada minuman sebelumnya pada hari itu. Itu berarti mengurangi minuman terakhir di malam hari mungkin memiliki efek besar dalam hal penuaan otak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement