Jumat 04 Mar 2022 20:20 WIB

Ahli Gizi Bagi Kiat Makan Anak Picky Eater

Anak bisa jadi picky eater karena trauma pada satu atau dua makanan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Orang tua harus mencari tahu penyebabnya apa dulu, apakah anak picky eater karena tidak terbiasa dengan makanan yang beraneka ragam.
Foto: Republika/Prayogi
Orang tua harus mencari tahu penyebabnya apa dulu, apakah anak picky eater karena tidak terbiasa dengan makanan yang beraneka ragam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali anak pilih-pilih makanan (picky eater) dan tak mau lahap mengonsumsi semua jenis asupan makanan. Ketua Umum Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) Rita Ramayulis meminta orang tua yang buah hatinya pilih-pilih makanan supaya mencari tahu penyebabnya, kemudian baru mencari solusinya.

"Orang tua harus cari tahu penyebabnya apa dulu, apakah anak picky eater karena tidak terbiasa dengan makanan yang beraneka ragam. Kalau ini yang terjadi, maka jadi kewajiban kita untuk membiasakan dengan makanan yang beraneka ragam," katanya, saat mengisi siaran radio kesehatan mengenai 'Hari Obesitas Dunia bertema Berani Ganti Ukuran, Gak Gendut Lagi', Jumat (4/3/2022).

Baca Juga

Atau, dia melanjutkan, bisa juga anak jadi picky eater karena trauma pada satu atau dua makanan. Kalau memang trauma, Rita meminta orang tua cari makanan yang kandungannya sebanding dengan makanan yang jadi trauma itu.

Atau bisa juga anak picky eater karena tidak senang dengan situasi menu makanan dari hari ke hari yang diberikan orang tua tak berubah. Sehingga, ia meminta orang tua harus berikan makanan yang bervariasi serta berikan suasana yang baik, nyaman.

"Atau bisa juga anak mengalami penyakit tertentu yang mesti diperiksakan lebih lanjut," katanya.

Lebih lanjut, ia meminta anak-anak saat makan pertama kali jangan dipaksakan untuk mengonsumsinya tetapi lakukanlah dengan cara yang bersahabat. Misalnya kalau ingin mengenalkan sayur jenis A, maka orang tua sebelumnya harus tahu terlebih dahulu makanan yang disukai anak.

Kemudian gabungkan sayur A dengan makanan yang disukai sang buah hati. Sehingga, ketika anak mendapati makanan yang dia suka lalu ditambah sayur A kemudian bisa menerimanya. Ia juga meminta orang tua jangan lupa ketika mengenalkan makanan harus dengan sabar dan tanpa ancaman.

"Yang paling penting adalah konsistensi atau keberlangsungan pengenalan makanan. Tidak boleh dikenalkan hanya satu waktu kemudian lupa melainkan terus-menerus," katanya.

Selain itu, ia meminta orang tua kembali ke prinsip gizi seimbang. Artinya perhatikan porsi nasi yang diberikan, buah yang diberikan, hingga kandungan protein makanan. Ia menambahkan, orang tua juga bisa libatkan anak dalam pengolahan makanan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement