REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengembangkan jejaring layanan unggulan di daerah. Layanan ini akan berfokus pada sembilan penyakit katastrofik atau penyakit dengan jumlah kasus dan kematian tinggi, yakni jantung, kanker, stroke, tuberkulosis, ginjal, diabetes, infeksi, hati, kesehatan ibu, dan anak.
"Kami juga ingin mendorong rumah sakit termasuk rumah sakit rujukan supaya sembilan penyakit yang sangat fatal tadi bisa diakses semua masyarakat termasuk di daerah," kata Sekretaris Jenderal Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dalam diskusi virtual Penanganan Covid-19 dan Transformasi Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Indonesia tercatat dengan kasus tuberkulosis tertinggi kedua di dunia. Kematian di Indonesia akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari antara lain stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, dan penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian.
Kunta mengatakan, para dokter di daerah harus dilatih minimal untuk memberikan perawatan terkait sembilan penyakit katastrofik sehingga penderita penyakit tersebut dapat segera ditangani dan tidak harus langsung dibawa ke kota besar seperti Jakarta untuk menerima perawatan. Sebagai contoh, jika Indonesia memiliki jejaring layanan terkait penyakit jantung sampai ke daerah, maka orang yang menderita penyakit jantung tidak perlu berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan, karena daerah sudah bisa menangani baik dari segi tenaga kesehatan, peralatan maupun obat.
Selain pengembangan jejaring layanan unggulan, Kemenkes juga fokus meningkatkan akses layanan rumah sakit dengan pembangunan rumah sakit pratama di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan terluar. Ditargetkan ada perbaikan ketersediaan obat esensial di rumah sakit untuk penanganan sembilan penyakit prioritas nasional tersebut.
Kemenkes tidak hanya meningkatkan akses tapi juga mutu layanan kesehatan di Tanah Air sehingga warga Indonesia tidak perlu pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan, karena sudah tersedia perawatan yang memadai dan bermutu di Tanah Air. Kuantitas tenaga kesehatan termasuk dokter di daerah-daerah akan ditingkatkan untuk mengisi kebutuhan sumber daya manusia di sektor kesehatan termasuk melalui pemberian beasiswa untuk mengakses pendidikan kedokteran.
Kemitraan atau kerja sama dengan rumah sakit dan laboratorium internasional, institusi global, universitas dan pusat layanan kesehatan terbaik dunia dan penerapan //academic health// system dilakukan, agar kualitas atau mutu layanan kesehatan di Tanah Air meningkat.