Sabtu 05 Feb 2022 03:50 WIB

Kanker Serviks Penyebab Kematian Tertinggi No 2 Perempuan Indonesia

Kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas medis menyiapkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) pada kegiatan bulan imunisasi  di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas V dan VI untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Foto:

Selain dengan vaksin HPV dan screening, pencegahan kanker serviks pada perempuan yang telah menikah atau aktif secara seksual bisa dilakukan dengan IVA, papsmear, dan tes DNA HPV. Namun, data screening menunjukkan cakupannya kurang dari 10 persen.

"Sangat menyedihkan dan ironis sekali kalau kita tidak bisa mencegah kanker serviks, sebab itu akan terjadi suatu problem besar karena kanker serviks banyak menyebakan kematian," ujar Prof Andrijono.

Oleh karena itu, pencegahan paling baik adalah pencegahan primer dengan vaksinasi. Pencegahan ini diharapkan bisa mencegah virus HPV tipe 16 dan 18.

Screening bertujuan untuk menemukan lesi pra kanker sehingga bisa diterapi dengan baik. Terapi pada lesi pra kanker memberikan hasil mendekati 100 persen, hanya kelamahannya terdapat morbiditas.

Vaksinasi mempunyai efektivitas yang baik sekali. Pada penelitian terhadap perempuan usia 16 sampai 23 tahun, efektivitasnya mencapai 100 persen. Hingga 14 tahun, vaksin ini tetap memberikan antibodi yang cukup untuk cegah kanker serviks.

Pada pria, vaksinasi bisa mencegah kanker anus, pada perempuan juga bisa. Bahkan, menurut penelitian, selain kanker serviks, vaksinasi HPV juga mencegah kanker anus dan kanker orofaring.

"Disuntik vaksinasi HPV mencegah tiga kanker pada pria, yakni mencegah kanker anus, kanker orofaring, dan kanker penis."

Program yang dicanangkan pemerintah adalah vaksiansi anak sekolah. Untuk suntikan pertama diberikan pada anak SD kelas lima, sedangkan suntikan kedua diberikan pada kelas enam. Rentang usia sekitar 10 dan 11 tahun.

"Suntikan vaksin HPV pada usia 10 dan 11 tahun ini mempunyai keuntungan yang cukup banyak," kata Prof Andrijono.

Selain mudah dijangkau karena anak-anak masih sekolah, faktor imunogenisitasnya sangat baik sekali. Antibodi akan bertahan cukup lama.

"Penelitian sudah mencapai 10 tahun antibodi itu tetap tidak turun sehingga tidak memerlukan booster," ujar Prof Andrijono.

Diberikan pada usia sembilan sampai 14 atau 15 tahun, vaksin HPV diberikan dua dosis, tidak tiga dosis. Hal tersebut menghemat sepertiga biaya dari vasksinasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement