Ahad 30 Jan 2022 15:40 WIB

Tangan Anda Sering Gemetar? Mungkin Ini Penyebabnya

Ada penyebab dari penyakit gangguan gerak yang ditandai dengan gemetar.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Penyebab tangan sering bergetar. (ilustrasi).
Foto: cliseetiquette
Penyebab tangan sering bergetar. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tremor pada tangan atau anggota tubuh lain bisa terkesan menakutkan, tetapi tidak selalu berujung pada berita buruk. Ada sejumlah penyebab dari penyakit gangguan gerak yang ditandai dengan kontraksi dan gemetar ini.

Sebagian besar pengidap tremor berasal dari kelompok usia dewasa paruh baya atau lebih tua. Orang dari segala usia bisa juga mengalaminya sesekali. Berikut beberapa hal yang memicunya, dikutip dari laman Mirror, Ahad (30/1/2022).

Baca Juga

1. Tiroid yang terlalu aktif

Dokter umum Ruth Handford menjelaskan, tiroid yang terlalu aktif menyebabkan seluruh sistem tubuh menjadi lebih cepat. Akibatnya, rangsangan saraf menjadi berlebihan dan wajar jika mengakibatkan tremor tangan.

"Dapat bervariasi dari hampir tidak terlihat hingga sangat berlebihan, seperti membawa cangkir dan menumpahkan isinya," ujar praktisi di penyedia layanan kesehatan digital Livi itu.

2. Terlalu banyak kafein

Kafein dapat merangsang sistem saraf secara berlebihan dan menyebabkan tangan gemetar. Jika tangan atau anggota tubuh lain tremor setelah minum teh atau kopi, coba kurangi atau hilangkan minuman itu dari menu untuk sementara.

3. Stres

Stres dan gangguan kecemasan juga bisa memicu tremor. Apoteker di Chemist Click, Abbas Kanani, menjelaskan bahwa saat hormon stres dilepaskan, tekanan darah meningkat dan jantung berdetak lebih cepat.

Itu membuat otot lekas bertindak, menyebabkan gemetar dan tremor, meski bersifat sementara. Teknik pernapasan tertentu dapat membantu mengatasinya, yaitu dengan menahan napas selama beberapa detik dan embuskan perlahan.

"Jika tetap kesulitan, berkonsultasilah dengan dokter karena obat-obatan seperti propranolol dapat membantu mengurangi gemetar yang terkait dengan kecemasan," kata Kanani.

4. Kurang tidur

Kurang tidur yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama memengaruhi refleks neurologis. Tremor jenis ini bersifat sementara dan akan hilang setelah seseorang cukup tidur dan beristirahat dengan baik.

5. Stroke

Seseorang yang baru sembuh dari stroke bisa mengalami tremor, utamanya di tangan dan lengan. Ini karena penyakit pembuluh darah kecil di otak mendampak area yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot secara sadar.

6. Penyakit parkinson

Sekitar 80 persen orang dengan parkinson mengalami tremor dan terkadang itu bisa menjadi gejala pertama penyakit tersebut. Kondisinya dapat muncul sebagai tremor istirahat (ketika orang tersebut sedang rileks) atau tremor aksi (ketika seseorang menggerakkan otot-ototnya).

7. Tumor otak

Kasus ini jarang terjadi, namun beberapa pasien tumor otak mengalami kejang parsial yang dapat menyebabkan otot berkedut. Ini dapat menyebar dari tangan atau kaki dan memengaruhi hingga setengah dari tubuh.

CEO Brain Tumor Charity, David Jenkinson, mewanti-wanti bahwa kejang parsial alias kejang fokal berbeda dengan kejang yang sesungguhnya, di mana seseorang mungkin kehilangan kesadaran. Jika pasien tumor otak mengalami kejang, perlu segera mencari bantuan.

Secara umum, tremor nonmedis bisa diatasi dengan mengelola stres, menghindari kafein, menjauhi stimulan dan alkohol, serta mempertahankan gaya hidup sehat. Fisioterapi juga dapat membantu mengelola kondisi tersebut.

Sementara, tremor yang disebabkan oleh kondisi medis dapat ditangani dengan obat yang sesuai. Dokter mungkin meresepkan obat seperti beta-blocker, obat anti-kejang, obat penenang, atau suntikan Botox. Dalam kasus yang parah, perawatan ultrasound atau operasi otak mungkin disarankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement