Rabu 26 Jan 2022 20:42 WIB

Jangan Simpan Makanan pada Suhu Ini, Bisa Gandakan Jumlah Bakteri

Anda perlu menyimpan makanan dalam kisaran suhu aman untuk cegah pertumbuhan bakteri.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Jangan menyimpan makanan pada zona bahaya suhu yaitu di kisaran 4 sampai 60 derajat Celsius karena bisa menggandakan jumlah bakteri (ilustrasi)
Foto: Flickr
Jangan menyimpan makanan pada zona bahaya suhu yaitu di kisaran 4 sampai 60 derajat Celsius karena bisa menggandakan jumlah bakteri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyimpanan makanan yang tepat memainkan peran penting dalam menjaga Anda tetap aman dan sehat. Penyimpanan produk yang tidak tepat seperti daging, makanan laut, dan susu dapat menyebabkan pertumbuhan patogen yang dapat membuat Anda sakit.

Dilansir di laman Healthline, Rabu (26/1/2022), zona bahaya suhu mengacu pada kisaran suhu di mana bakteri tumbuh dan berkembang. Menurut USDA, kisaran ini adalah 4 sampai 60 derajat Celsius.

Baca Juga

Dalam kisaran suhu ini, bakteri dapat menggandakan jumlah hanya dalam 20 menit. Menyimpan makanan tertentu dalam kisaran suhu ini terlalu lama memungkinkan patogen bawaan makanan seperti Salmonella dan E coli tumbuh dan ini bisa membuat Anda sakit jika memakannya.

Menyimpan makanan yang mudah rusak pada suhu yang tepat di lemari es dan freezer dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Plus, dengan memasak makanan dengan baik, Anda dapat membunuh bakteri yang paling berbahaya.

Sangat penting untuk menjaga makanan yang mudah rusak di atas suhu yang lebih besar dari 60 derajat Celsius atau kurang dari 4 derajat Celsius untuk mencegah pertumbuhan patogen berbahaya.

Anda perlu menyimpan banyak makanan dalam kisaran suhu yang aman untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Makanan yang mudah rusak dapat menjadi tidak aman untuk dimakan jika disimpan pada suhu di atas 4,4 derajat Celsius. Ini terjadi jika Anda menyimpannya di bagian dapur mana pun selain lemari es atau freezer.

Makanan yang mudah rusak termasuk produk seperti makanan laut, unggas, daging, telur, susu, dan sisa makanan yang dimasak. Makanan ini harus disimpan di bawah suhu tertentu agar Anda tetap aman.

Ingatlah bahwa setiap barang yang mudah rusak dapat disimpan pada suhu berpendingin 4,4 derajat Celsius atau di bawahnya untuk waktu yang terbatas. Pakar keamanan pangan menyarankan Anda menyimpan unggas segar di lemari es maksimal dua hari, sedangkan telur mentah di cangkangnya bisa disimpan di lemari es maksimal lima pekan.

Ketika makanan Anda tidak dimasak dengan benar atau disimpan dengan benar, Anda berisiko mengonsumsi makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri patogen (merusak kesehatan). Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri patogen bisa membuat Anda sakit. Beberapa patogen bawaan makanan yang paling umum adalah Salmonella , Listeria , dan E coli.

Gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh E coli mungkin termasuk sakit perut yang parah, diare berdarah, muntah, dan demam ringan. Infeksi E coli sering sembuh dalam 10 hari, namun patogen ini dapat menyebabkan penyakit serius bahkan kematian dalam beberapa kasus. Salmonella adalah patogen bawaan makanan umum lainnya yang dapat tumbuh jika makanan seperti telur dan unggas tidak disimpan atau ditangani dengan benar.

Seorang dokter mendiagnosis infeksi Salmonella sebagai salmonellosis. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Selain itu, jika Anda makan kerang mentah atau setengah matang, Anda dapat berisiko terkena infeksi bakteri Vibrio. Bakteri ini hidup di ekosistem pesisir, dapat menginfeksi Anda melalui makanan Anda. Hal ini dapat menyebabkan gejala gastrointestinal seperti mual, diare, dan muntah.

Listeria monocytogenes adalah bakteri patogen lain yang mungkin Anda temui dalam makanan siap saji seperti daging deli, hot dog, dan salad deli. Seperti yang Anda lihat, banyak bakteri dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Meskipun sebagian besar kasus keracunan makanan ringan dan sembuh dalam beberapa hari, beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi parah atau bahkan kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement