Film menjadi semacam eskapisme bagi Stallone. Dia punya kecenderungan menghindar dari kenyataan dengan mencari hiburan dan ketenteraman di dalam dunia fantasi dan semesta khayalan dalam sinema.
Stallone percaya kunci kesuksesan tidak sekadar kepintaran akademis, tetapi juga kekuatan imajinasi. Menurut penulis skenario bernama lengkap Sylvester Gardenzio Stallone itu, ada banyak murid brilian lulusan kampus ternama, tapi mereka hanya bermental pekerja tanpa punya kreativitas.
Mereka tidak menciptakan bisnis atau membuat temuan teknologi. Sebaliknya, para inovator kreatif biasanya saat di sekolah dianggap bodoh karena tidak mendengar atau melakukan seperti yang diucapkan guru.
"Mereka melihat dunia seperti menyelesaikan sebuah puzzle. Saya menganggap mereka sebagai individu-individu yang berbeda dan seharusnya dididik dengan cara yang berbeda," kata Stallone.