Jumat 14 Jan 2022 08:15 WIB

Omicron Sudah Kehabisan Orang untuk Diinfeksi di Inggris dan AS?

Kasus omicron di Inggris dan AS turun dengan cepat.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Kasus omicron di Inggris dan AS tampak sudah mencapai puncaknya dan turun dengan cepat.
Foto:

Pada Selasa, WHO mengatakan, ada tujuh juta kasus Covid-19 di Eropa dalam satu pekan terakhir. WHO memprediksi setengah dari populasi di benua itu akan terinfeksi omicron dalam waktu sekitar delapan pekan mendatang.

Pada saat itu tiba, menurut Hunter dan pakar lainnya, dunia kemungkinan sudah melewati fase lonjakan kasus omicron. Ia memprediksi, naik-turunnya kasus masih akan terjadi.

"Namun, kemungkinan kita sudah keluar dari wabah omicron pada April mendatang," ujar Hunter.

Sembari menanti saat itu terjadi, banyaknya orang yang terinfeksi dapat membebani sistem kesehatan. Dr Prabhat Jha dari Pusat Penelitian Kesehatan Global di St Michael’s Hospital di Toronto mengingatkan risiko tersebut.

"Beberapa pekan ke depan akan menjadi brutal karena akan ada begitu banyak orang yang terinfeksi sehingga akan menyebar ke ICU," kata Jha.

Mokdad juga memberi memperingatkan untuk AS. Menurutnya, dua hingga tiga pekan ke depan akan menjadi masa yang sulit.

"Kita harus membuat keputusan sulit untuk membiarkan pekerja penting tertentu terus bekerja, meski kita tahu bahwa mereka bisa menularkan Covid-19," ujar Mokdad.

Meski demikian, Meyers mengatakan, omicron mungkin dapat dilihat sebagai titik balik pandemi suatu hari nanti. Ini berkat kekebalan yang diperoleh dari semua infeksi baru, bersama dengan pemakaian obat-obatan dan vaksinasi lanjutan, yang diprediksi dapat membuat virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) menjadi sesuatu yang manusia dapat lebih mudah hidup berdampingan dengannya.

photo
Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

Pada akhir gelombang ini, menurut Meyers, orang yang terinfeksi oleh beberapa varian SARS-CoV-2 akan jauh lebih banyak. Di satu titik, omicron kemungkinan bisa menjadi transisi bagi Covid-19 dari ancaman bencana global menjadi penyakit yang jauh lebih mudah dikelola.

"Itu salah satu kemungkinan masa depan yang masuk akal, tetapi ada juga kemungkinan kemunculan varian baru yang jauh lebih buruk daripada omicron," ujar Meyers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement