Jumat 31 Dec 2021 16:23 WIB

Turunkan Berat Badan tanpa Hitung Kalori Ala Jepang

Teknik turunkan berat badan asal Jepang ini dikenal dengan 'hara hachi bun me'.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Teknik turunkan berat badan asal Jepang ini dikenal dengan 'hara hachi bun me' (Foto: ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Teknik turunkan berat badan asal Jepang ini dikenal dengan 'hara hachi bun me' (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang berharap punya berat badan ideal, namun sering kali belum mampu mengontrol secara tepat agar mencapainya. Pada akhirnya, orang mendapati berat badan mereka tidak terkendali akibat makan berlebihan.

Sebenarnya kini terdapat sebuah cara berasal dari Jepang yang dipercaya mampu mengelola berat badan tanpa terlalu fokus pada makanan yang dikonsumsi. Seorang peneliti nutrisi terkemuka baru saja melaporkan penemuan mengejutkan yang mungkin terbukti mengubah hidup orang Amerika paruh baya dengan usia lebih tua. Teknik menurunkan berat badan dengan apa pun makanan yang dikonsumsi ini dikenal sebagai "hara hachi bun me".

Baca Juga

Menurut penulis Okumura, frasa tersebut diterjemahkan menjadi "8/10 perutmu". Pola makan ini berarti memotong porsi ketika seseorang merasa sudah kenyang sekitar 80 persen. 

“Itu dia. Tidak menghitung kalori, karbohidrat, atau waktu yang dihabiskan untuk berpuasa di antara waktu makan. Ini mungkin terdengar agak terlalu sederhana, tetapi ada sedikit lebih dari itu,” tulis laporan, dilansir Womansworld, Jumat (31/12).

Meskipun hara hachi bun me tidak membatasi dari segi jenis makanan yang dikonsumsi, Okumura menyarankan untuk berfokus pada makanan kaya nutrisi daripada kalori kosong, seperti keripik kentang atau makanan manis. Makanan yang kurang bergizi cenderung membuat perut cepat kenyang, tetapi hanya membuat kenyang untuk waktu yang singkat.

Hal itu bisa dan tentu saja, menyebabkan makan lebih banyak lagi. Namun, jika seseorang fokus pada buah-buahan, sayuran, protein, dan biji-bijian, maka akan bisa merasa kenyang lebih lama dan memahami sinyal yang dikirimkan perut.

Tetapi bagaimana jika benar-benar berhenti makan ketika sudah 80 persen merasa kenyang? Mirip dengan makan intuitif, Okumura merekomendasikan untuk makan perlahan dan beristirahat guna memberi waktu pada tubuh memproses makanan dan menafsirkan perasaan yang sebenarnya. 

Hal ini jadi sedikit permainan tebak-tebakan. Tetapi seperti kebanyakan hal, semakin berlatih, semakin orang akan menemukan titik penuh 80 persen tersebut. 

Bahkan saat mengonsumsi camilan, orang bisa belajar berhenti ketika mencapai titik 80 persen. Itu masih akan membantu menurunkan berat badan tanpa membuat diri kelaparan.

Satu saran utama lainnya dari Okumura adalah berhenti terobsesi dengan apa yang dimakan. Itu mungkin terdengar seperti kebalikan dari semua yang telah ditulis pihaknya sejauh ini, tetapi ada perbedaan antara menjadi sadar dan membiarkan makanan terus-menerus menghabiskan pikiran. 

“Mudah-mudahan, jika Anda mengikuti rekomendasi lain untuk hara hachi bun me, itu harus menjadi kebiasaan. Anda kemudian akan dapat mengosongkan ruang di pikiran untuk hal-hal yang lebih menyenangkan daripada menekankan tentang berapa banyak kalori yang telah dikonsumsi,” tambah Okumura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement