Selasa 28 Dec 2021 17:39 WIB

Tren Diet Tahun Depan, Plant Based Tetap Diminati

Kondisi pandemi tanpa disadari menciptakan tren diet baru di masyarakat.

Kondisi pandemi tanpa disadari menciptakan tren diet baru di masyarakat (Foto: ilustrasi diet)
Foto:

Hal serupa juga disampaikan oleh ahli gizi dari Rumah Sakit Siloam, Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK. Menurutnya, masyarakat kini sudah tidak terfokus untuk melakukan tren-tren diet untuk menurunkan berat badan. Menurutnya di tahun 2022 mendatang, masyarakat justru akan fokus untuk melakukan diet secara benar dan sehat.

"Sebenarnya nggak ada tren kalau menurut saya ya. Jadi maksudnya memang nanti akan timbul macam-macam baik yang ada di luar negeri atau yang ada di Indonesia, tapi tidak terfokus pada tren," kata Inge.

"Pasien saya rasanya nggak ada yang ikut-ikut tren ya. Jadi mereka diet-diet aja dan kalau gagal baru nanya ke saya untuk dibantu. Sehingga menurut saya nanti di 2022 fokusnya semua orang akan melakukan diet secara sehat dan benar ya dengan bimbingan dokter," sambungnya.

Di sisi lain, dikutip dari Glanbia Nutritionals, diet immune supporting atau diet yang berfokus untuk memperkuat imunitas tubuh memang akan menjadi salah satu tren di tahun 2022 mendatang. Selain itu, diet plant based juga memang akan banyak diterapkan oleh sebagian besar masyarakat di tahun 2022 diikuti dengan berbagai macam diet lain seperti diet keto, volumetrics dan mind diet.

Meskipun diet plant based dan diet immune supporting akan menjadi salah satu tren di tahun 2022 mendatang, Inge menyarankan bahwa masyarakat juga harus memperhatikan tentang cara memasak dari makanan tersebut. Misalnya, dengan memperhatikan jumlah kalori, serta tidak menggunakan terlalu banyak minyak saat memasak makanan. Sebab, jika tidak memperhatikan hal tersebut, maka kemungkinan untuk berat badan akan meningkat pun juga bisa terjadi.

"Sebenarnya ada sayur-sayuran yang tidak berkalori banyak, ada juga sayur yang berkalori. Tapi maksudnya kalau memungkinkan bagaimana kalau mengonsumsi sayurnya berwarna-warni gitu," kata Inge.

"Dengan demikian dia bisa yang jumlahnya memang berkalori, dicampur dengan yang tidak berkalori sehingga jumlahnya bisa cukup banyak, tetapi dengan itu pengolahannya juga jangan pakai yang digoreng atau dicacah dengan banyak minyak," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement