REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amin Soebandrio mengatakan, gejala klinis yang ditimbulkan infeksi varian omicron terhadap perderitanya bersifat ringan atau hampir tidak bergejala. Itulah salah satu faktor yang mendukung penyebaran varian omicron meluas dengan cepat.
"Kelihatannya saat ini yang menyebabkan dia (omicron) menyebar justru karena orang yang terinfeksi itu hampir tidak bergejala atau ringan sekali gejalanya sehingga mereka tetap beraktivitas, tetap berpergian, bahkan sampai ke luar negeri," kata peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN itu saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Dengan gejala klinis bersifat ringan atau tidak bergejala, orang yang membawa SARS-CoV-2 varian omicron tidak merasa sakit. Mereka pun lebih mudah untuk berkeliaran dan bepergian sampai jarak jauh.
"Dia (orang yang terinfeksi omicron) tetap beraktivitas, termasuk bepergian sampai jarak jauh, itu yang menyebabkan virusnya terbawa sampai ke luar negeri atau sampai ke benua lain," kata Amin.
Oleh karenanya, masyarakat diminta tetap waspada dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan melakukan vaksinasi Covid-19 untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19. Terlebih, kini sudah muncul varian baru, yakni varian omicron yang lebih cepat menular.
Indonesia telah mengonfirmasi satu kasus positif Covid-19 terkait infeksi SARS-CoV-2 varian omicron. Kasus tersebut dialami oleh seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, yang tidak memiliki riwayat perjalan ke luar negeri.