Varian baru dari SARS-CoV-2 itu pertama kali dikonfirmasi di negara tersebut. Dilansir laman India.com, para peneliti di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Durban melakukan percobaan pertama mengukur kemanjuran vaksin Pfizer pada omicron.
Dari sana, mereka menemukan bahwa ada pengurangan sekitar 40 kali lipat dalam tingkat antibodi penetral yang diproduksi oleh orang-orang yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech dibandingkan dengan terhadap varian awal yang terdeteksi di China pada akhir 2019. Dalam studi di Afrika Selatan yang dipimpin Alex Sigal dari Africa Health Research Institute disebutkan bahwa vaksinasi yang dikombinasikan dengan infeksi alami dapat menetralisir omicron.
Karena itu, para peneliti meyakini bahwa dosis ketiga vaksin Covid-19 atau booster dapat membawa manfaat yang signifikan. Sejauh ini, belum ada data lain mengenai produk vaksin lainnya terkait kemampuan melawan omicron, seperti dari Moderna dan Johnson & Johnson.
Varian ini tercatat sebagai yang paling banyak bermutasi yang ditemukan hingga sekarang. Meski demikian, Sigal mengatakan bahwa kemampuan omicron untuk "lolos" dari antibodi vaksin tidak lengkap.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini masih dapat melindungi orang-orang dari omicron. Secara khusus, perlindungan yang dimaksud adalah membuat mereka yang terinfeksi tidak mengalami gejala parah.