Kemarahan dan gangguan emosional
Kemarahan juga terkait erat dengan peningkatan risiko stroke. Studi Galway, proyek penelitian terbesar di kelasnya, membuat penemuan mengejutkan tersebut. Hasil studi menunjukan satu dari 11 pasien strok dilaporkan marah atau kesal dalam waktu satu jam sebelum strok mereka terjadi.
Penelitian menemukan bahwa kemarahan atau gangguan emosional dikaitkan dengan peningkatan sekitar 30 persen risiko strok selama satu jam setelah marah dengan peningkatan yang lebih besar jika pasien tidak memiliki riwayat depresi. “Kemungkinannya juga lebih besar untuk mereka yang mengalami depresi. dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah,” jelas Smyth.
Meskipun aktivitas fisik berat dikaitkan dengan kemungkinan strok yang lebih tinggi, itu tidak berarti orang harus berhenti berolahraga untuk mengekang peluang mengalami masalah. Ahli menekankan bahwa waktu singkat dari aktivitas fisik yang berat berbeda dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, sehingga mengurangi risiko strok jangka panjang.
Sebaliknya, orang dapat fokus pada kebiasaan kesehatan sehari-hari untuk menjaga tingkat risiko strok tetap rendah. Ini termasuk menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur (tanpa berlebihan), mengelola tekanan darah, tidak merokok, dan melatih kesehatan mental selain kesehatan fisik.