REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat bermimpi ketika tertidur artinya otak sedang menyaring ingatan, pikiran, dan perasaan orang tersebut. Mayoritas orang menyadari bahwa mimpi dapat berfungsi sebagai jendela ke kondisi kognitif.
Para ahli dari Sleep Cycle Center (SCC) mengatakan, secara khusus mimpi dapat memberi peringatan tentang masalah fisik karena otak secara tidak sadar memproses gejala fisik. Alhasil muncul mimpi yang mencerminkan kondisi yang dialami.
SCC juga memperingatkan jenis mimpi yang berkaitan dengan gejala atau masalah kesehatan serius, termasuk obstructive sleep apnea (OSA). Ini adalah gangguan pernapasan terkait tidur yang paling umum.
OSA telah memengaruhi sekitar 18 juta orang dewasa Amerika. Kondisi tersebut terjadi ketika otot-otot di tenggorokan rileks saat tidur, menghalangi saluran udara, dan menyebabkan jeda dalam pernapasan.
Meskipun banyak orang dengan OSA tidak menyadari gejalanya, para ahli mengatakan sebuah mimpi dapat memberi tahu tentang masalah tersebut. Menurut SCC, jika menderita sleep apnea, orang cenderung mengalami "mimpi buruk yang nyata" karena itu melambangkan pernapasan tertekan.
Itu jadi tanda otak memperingatkan akan ancaman tersebut. Jenis mimpi buruk yang umum bagi penderita apnea termasuk mimpi tentang tercekik dan tersedak. “Lalu mimpi tentang mencoba bernapas saat berada di bawah air atau di luar angkasa, dan mimpi tentang pipa yang tersumbat dan terjebak dalam lift," jelas para ahli.
Faktanya, mereka yang menderita OSA cenderung mengalami lebih banyak mimpi buruk secara keseluruhan. Bahkan ketika mereka tidak secara khusus memunculkan gejala kondisi tersebut.
Satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep and Medicine mengatakan, pasien dengan sleep apnea memiliki mimpi yang lebih negatif secara emosional dibandingkan orang tanpa sleep apnea. Berikut ciri mimpi terkait OSA yang perlu diwaspadai, seperti dilansir di laman Best Life Online, Rabu (1/12):
1. Kecemasan siang hari
Penderita sleep apnea juga melaporkan mimpi buruk bisa berdampak negatif pada hari-hari mereka setelah mereka bangun dari tidur. Kecemasan dan depresi siang hari biasanya dialami oleh mereka yang mengalami sleep apnea dan mimpi buruk yang nyata.
Penelitian telah menunjukkan tingkat depresi tinggi di antara pasien dengan OSA pada komunitas dan populasi klinis, menurut studi bulan September yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology.
2. Tidak ingat mimpi
Mereka yang menderita sleep apnea cenderung tidak mengingat mimpi mereka. Meskipun mimpi buruk yang memunculkan sensasi sesak napas mungkin merupakan akibat dari sleep apnea, SCC juga mengatakan penderitanya cenderung tidak mengingat mimpi tersebut.
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan hanya 43,2 persen orang dengan sleep apnea yang mengingat mimpi mereka. Hal ini dibandingkan dengan 71,4 persen dari mereka yang tidak mengalami sleep apnea.
3. Perhatikan gejala lain
Menurut Mayo Clinic, ada beberapa gejala lain yang bisa menjadi peringatan OSA. Ini termasuk bangun tiba-tiba, kantuk pada siang hari, sakit kepala saat bangun, atau merasakan mulut kering dan sakit tenggorokan pada pagi hari. Banyak orang dengan sleep apnea juga mengalami penurunan libido, tekanan darah tinggi, dan kesulitan berkonsentrasi.
Selain itu, mendengkur juga adalah gejala umum dari OSA. "Mendengkur tidak selalu menunjukkan sesuatu yang berpotensi serius, dan tidak semua orang yang mendengkur menderita apnea tidur obstruktif," tulis Mayo Clinic.
Namun, para ahli menyarankan Anda perlu berbicara dengan dokter jika mengalami kondisi mendengkur keras. Segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala terkait OSA. Pengobatan yang tepat dapat membantu tidur lebih nyenyak dan nyaman.