Kamis 25 Nov 2021 05:45 WIB

Obat Tertentu Naikkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Pasien hipertensi di AS menggunakan beberapa obat untuk satu atau lebih kondisi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Obat obatan. Studi terbaru mengungkap, satu dari lima orang dewasa (18 persen) di Amerika Serikat yang didiagnosis hipertensi mengonsumsi obat yang sebenarnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Foto:

Obat-obatan yang dikategorikan berpotensi meningkatkan tekanan darah dan obat-obatan yang diklasifikasikan sebagai antihipertensi diidentifikasi dari pedoman American College of Cardiology dan American Heart Association 2017. Obat yang umum digunakan yang berpotensi berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi antara lain antidepresan, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), steroid, dan estrogen, menurut penelitian.

Para peneliti menyatakan, penggunaan obat-obatan tertentu yang diketahui memiliki potensi efek samping yang berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi, dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan hipertensi yang tidak terkontrol pada orang yang tidak mengonsumsi obat penurun tekanan darah. Mereka juga mencatat peningkatan penggunaan obat antihipertensi di antara pasien dengan hipertensi terkontrol dan tidak terkontrol yang menggunakan obat yang diidentifikasi.

Para penulis menyimpulkan bahwa temuan ini bisa memberi jalan alternatif dalam hal pengendalian tekanan darah dengan mengoptimalkan rejimen pengobatan. Pada gilirannya, itu dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk minum banyak obat.

photo
Gejala hipertensi - (Republika)

"Banyak obat yang diketahui dapat meningkatkan tekanan darah memiliki alternatif terapeutik tanpa efek samping ini, misalnya asetaminofen sebagai pengganti NSAID dan kontrasepsi progestin atau nonhormonal sebagai pengganti kontrasepsi yang mengandung etinil estradiol," kata peneliti.

Para peneliti juga menyarankan kepada dokter untuk melakukan screening terkait obat-obatan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Mereka juga perlu mempertimbangkan untuk mengganti obat dengan alternatif terapi yang lebih aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement