REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menemukan, satu dari lima orang dewasa (18 persen) di Amerika Serikat yang didiagnosis hipertensi mengonsumsi obat yang sebenarnya dapat meningkatkan tekanan darah. Ini merujuk pada studi dari Beth Israel Deaconess Medical Center yang diterbitkan di JAMA pekan ini.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik rata-rata 130 mmHg atau lebih tinggi, tekanan darah diastolik rata-rata 80 mm Hg atau lebih tinggi. Hipertensi disebut tidak terkontrol ketika tekanan darah sistolik rata-rata 130 mmHg atau lebih tinggi, dan tekanan darah diastolik rata-rata 80 mm Hg atau lebih tinggi.
"Mayoritas orang dewasa AS dengan hipertensi belum mencapai target tekanan darah yang direkomendasikan. Salah satu kendala yang sering diabaikan untuk mengontrol adalah iatrogenik, penggunaan obat-obatan yang diketahui meningkatkan tekanan darah," kata peneliti dalam laporannya, seperti dilansir Fox News, Rabu (24/11).
Studi tersebut mencatat bahwa ada tren nasional pasien yang menggunakan beberapa obat untuk satu atau lebih kondisi. Oleh karena itu, penting untuk melihat prevalensi penggunaan obat tertentu yang mungkin memiliki efek buruk dari peningkatan tekanan darah seseorang dan kaitannya dengan penggunaan obat antihipertensi.
Studi Boston melihat data yang dikumpulkan dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) selama lima siklus survei dari 2009-2018. Para peneliti melihat penggunaan obat penambah tekanan darah dan hubungannya dengan kemampuan untuk mengontrol tekanan darah dan penggunaan obat antihipertensi.