Jumat 19 Nov 2021 15:00 WIB

Mengenal Timo Tjahjanto, Sutradara Remake Train To Busan

Sutradara asal Indonesia, Timo Tjahjanto, arahankan Train to Busan versi Hollywood.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Sutradara Timo Tjahjanto. Selain Under Seige, remake Train to Busan juga akan diarahkan oleh TImo.
Foto: Instagram
Sutradara Timo Tjahjanto. Selain Under Seige, remake Train to Busan juga akan diarahkan oleh TImo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu dekat, sutradara asal Indonesia, Timo Tjahjanto, akan mengerjakan proyek remake Hollywood untuk Train to Busan. Film zombie asal Korea itu akan berjudul Last Train to New York untuk versi Amerika.

Timo yang dikenal memiliki tangan dingin untuk film genre horor/aksi juga akan menggarap ulang Under Siege. Film horor Sebelum Iblis Menjemput yang memiliki judul internasional May The Devil Take You garapan suami dari model Sigi Wimala itu pernah mendapat undangan pemutaran di Fantastic Festival 2018 kategori official selection.

Baca Juga

Penayangan dalam festival itu menandai pemutaran perdana May The Devil Take You di daratan Amerika Utara. Fantastic Festival menjadi rumah bagi film-film dengan orientasi genre unik seperti horor, laga, fantasi, dan fiksi ilmiah. Acara di bawah naungan European Fantasic Film Festival itu merupakan ajang prestisius dan berpengaruh di Amerika.

Selain Sebelum Iblis Menjemput (2018), Timo memiliki sederet filmografi, seperti The ABCs of Death (2012), V/H/S/2 (2013), dan The Night Comes for Us (2018). Selain itu, sutradara berusia 41 tahun ini pernah merilis Hit&Run (2019), Portals (2019), Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020), dan V/H/S 94 (2021).

Bersama dengan Kimo Stamboel, yang tergabung sebagai The Mo Brothers, Timo juga menggarap sejumlah film. Mereka menghasilkan Dara (2007), Takut: Faces of Fear (2008), Rumah Dara (2009), Killers (2014), dan Headshot (2016).

Pada September lalu, Timo menerima penghargaan sutradara terhormat dari Sundance Film Festival 2021 Asia. Dalam acara tersebut, Timo berbagi pandangannya tentang alasannya bertahan dengan jenis genre horor/aksi.

"Bertahan di dalam jenis genre yang saya dalami, saya merasa saya punya keuntungan karena genre itu adalah sesuatu yang paling penonton mengerti, dari manapun asalnya," kata Timo dalam acara virtual The Future of South East Cinema.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement