Kamis 18 Nov 2021 19:00 WIB

Rekomendasi Dokter untuk Jaga Kesehatan Paru

Kesehatan paru semakin terasa pentingnya di tengah pandemi Covid-19.

Rontgen paru. Kesehatan paru bisa dijaga dengan berbagai cara.
Foto:

Susanthy mengatakan, gerakan secara aktif mencegah timbulnya polusi udara baik di dalam maupun di luar ruangan perlu konsisten atau terus menerus dilakukan. Lalu, jangan lupa untuk melakukan pengobatan yang benar dan tepat untuk mengurangi perburukan penyakit, risiko eksaserbasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita PPOK.

"Jangan ragu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas–fasilitas kesehatan yang ada disekitar kita dengan tetap menjaga protokol kesehatan," kata Susanthy.

Selain itu, Susanthy menganjurkan untuk mendapatkan vaksinasi guna pencegahan terhadap infeksi paru, influenza, maupun Covid 19. Vaksinasi dapat mencegah kekambuhan yang mengancam jiwa pada penderita PPOK, Covid-19, dan penyakit infeksi paru lainnya.

Pada penderita yang kurang gizi, menurut Susanthy, perlu penambahan suplementasi makanan. Menjaga berat badan tetap normal diperlukan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan dan mencegah eksaserbasi, perburukan kondisi.

Pneumonia

Selain PPOK, masalah paru lainnya yang banyak diderita masyarakat adalah pneumonia. Ini adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisis paru.

"Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi dan bersifat serius dan berhubungan dengan angka kesakitan dan angka kematian, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan komorbid," jelas Ketua Pokja Bidang Infeksi PP PDPI, Dr dr Erlina Burhan SpP(K).

Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, pneumonia termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95 persen laki-laki dan 46,05 persen perempuan dengan angka mortalitas (CFR) 7,6 persen, paling tinggi dibandingkan penyakit lainnya.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan ialah sekitar dua persen. Sebelumnya, pada 2013, angkanya sebesar 1,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement