Reisa mengatakan, perilaku menjaga jarak diyakini membuat masyarakat terhindar dari berbagai penyakit menular seperti batuk, pilek, bahkan tuberkulosis. Meskipun demikian, belum ada penelitian yang komprehensif terkait hal tersebut.
Reisa menyebut, inisiatif mengurangi mobilitas sampai dengan 30 persen di bawah rata-rata pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di awal pandemi juga membantu mengurangi polusi. Kualitas udara membaik selama masa tersebut.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan bahwa indeks standar pencemaran udara di DKI Jakarta, Padang, Pekanbaru, Makassar. dan Banjarmasin menurun," katanya.