Jumat 03 Jan 2025 06:12 WIB

WHO Desak China Lebih Transparan Asal-Usul Covid-19 yang Terjadi 5 Tahun Lalu

Covid-19 telah menewaskan lebih dari tujuh juta orang di dunia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). WHO mendesak China berbagi data dan memberikan akses untuk membantu memahami asal-usul Covid-19.
Foto: PxHere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). WHO mendesak China berbagi data dan memberikan akses untuk membantu memahami asal-usul Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China berbagi data dan memberikan akses untuk membantu memahami asal-usul Covid-19. Desakan ini muncul lima tahun setelah pandemi Covid-19 mulai mewabah.

“Kami terus meminta China untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal-usul Covid-19. Ini adalah keharusan moral dan ilmiah,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Guardian, Jumat (3/1/2025).

Baca Juga

Covid-19 telah menewaskan lebih dari tujuh juta orang, menghancurkan ekonomi dan melumpuhkan sistem kesehatan di seluruh dunia. “Tanpa transparansi, berbagi, dan kerja sama antar negara, dunia tidak dapat secara memadai mencegah dan mempersiapkan diri untuk epidemi dan pandemi di masa depan,” kata WHO.

Atas desakan ini, Beijing segera memberikan tanggapan dan mengeklaim bahwa mereka telah berbagi informasi terkait Covid-19. Otoritas China juga menegaskan tidak merahasiakan apapun kepada WHO dan dunia.

“Lima tahun yang lalu, China segera membagikan informasi epidemi dan urutan gen virus kepada WHO dan komunitas internasional. Tanpa menyembunyikan apa pun, kami membagikan pengalaman pencegahan, pengendalian, dan pengobatan, memberikan kontribusi besar bagi upaya penanggulangan pandemi oleh komunitas internasional,” kata juru bicara kementerian luar negeri, Mao Ning.

WHO mengenang bagaimana pada tanggal 31 Desember 2019, kantor perwakilannya di Cina menerima pernyataan media dari otoritas kesehatan di Wuhan mengenai kasus “pneumonia virus” di kota tersebut. “Dalam beberapa pekan, bulan, dan tahun setelahnya, Covid-19 datang untuk membentuk hidup kita dan dunia baru bagi kita,” kata badan kesehatan PBB.

Lima tahun sejak virus itu mulai mewabah, WHO juga mengajak semua pihak untuk memberikan penghormatan kepada para tenaga kesehatan yang telah berjuang di garda terdepan. “Kita harus berkomitmen untuk belajar dari Covid-19 demi membangun hari esok yang lebih sehat,” kata WHO.

Pada Desember 2021, karena ketakutan akan kehancuran yang disebabkan oleh Covid, negara-negara memutuskan untuk mulai menyusun kesepakatan tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Sebanyak 194 negara anggota WHO yang merundingkan perjanjian tersebut telah sepakat tentang sebagian besar isi perjanjian, tetapi masih terjebak pada hal-hal praktis.

Salah satu masalah utama terletak pada perbedaan antara negara-negara barat dengan sektor industri farmasi besar, serta negara-negara miskin yang khawatir terpinggirkan saat pandemi berikutnya melanda.

Meskipun masalah yang belum terselesaikan hanya sedikit, salah satunya mencakup kewajiban untuk berbagi patogen yang muncul dengan segera, dan kemudian manfaat memerangi pandemi yang diperoleh dari patogen tersebut, seperti vaksin. Batas waktu negosiasi adalah Mei 2025.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement