Selasa 09 Nov 2021 15:18 WIB

Buntut Insiden Astroworld, Travis Scott Kena Gugat

Saksi mata menyebut suasana menjadi menggila ketika Travis Scott tampil.

Rapper Travis Scott tampil di Astroworld Festival, NRG Park, Houston, Amerika Serikat, Jumat (5/11). Delapan orang meninggal dan banyak yang luka-luka setelah penonton merangsek ke depan panggung saat Scott tampil.
Foto:

Tuntutan korban

Pengacara Tony Buzbee mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin (8/11) bahwa perusahaannya berencana untuk menuntut atas nama Axel Acosta (21) yang meninggal di festival tersebut. Ia juga mewakili setidaknya 34 korban lainnya.

 
"Sudah jelas bahwa konser ini direncanakan dengan sangat buruk," kata Buzbee kepada wartawan.
 
Buzbee mengatakan bahwa rekaman video dari acara yang diunggah ke media sosial sebelum dan selama lonjakan massa yang mematikan pada hari Jumat (5/11) menunjukkan adegan "kekacauan murni dan total".
 
"Axel meninggal di tanah berlumpur dari konser yang dia hadiri untuk bersenang-senang," kata Buzbee.
 
photo
Panggung utama festival Astroworld tempat Travis Scott tampil di lahan parkir NRG Genter, Houston, AS, pada Jumat malam pekan lalu. Padatnya penonton menewaskan delapan di antaranya. Lokasi konser tampak penuh dengan puing-puing pada Senin (8/11). - (AP)
 

"Baik Travis Scott maupun rombongan ... promotor, penyelenggara, atau sponsor tidak cukup peduli pada Axel untuk melakukan upaya minimal untuk menjaga dia dan orang lain di konser tetap aman," imbuhnya.

 
Berbagai tuntutan yang memanas berdampak pada turunnya saham promotor Live Nation sebesar 5,4 persen pada Senin (8/11). Perusahaan lalu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah bertemu dengan pihak berwenang dan menyerahkan asemua rekaman video konser.
 
Live Nation juga mengatakan telah menawarkan pengembalian uang (refund) kepada penonton dan berencana untuk memberikan konseling kesehatan mental dan membantu membayar biaya pengobatan bagi para korban. Polisi telah membuka penyelidikan kriminal atas insiden tersebut, dan Hakim Lina Hidalgo, telah menyerukan penyelidikan independen.
 
Roderick Payne, pakar pengendalian massa yang perusahaannya menyediakan keamanan untuk acara berskala besar, mengatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang akan meninjau rencana keamanan dan menentukan apakah ada kesalahan. Tetapi, dia juga mengatakan ada batasan seberapa banyak keamanan yang bisa dilakukan ketika berhadapan dengan kerumunan besar seperti itu.

"Anda tidak dapat mencegah 50 ribu orang menginjak-injak siapa pun," katanya.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement