Rabu 03 Nov 2021 08:29 WIB

Borobudur Writers And Cultural Festival Kembali Digelar

Borobudur Writers And Cultural Festival mengajak membaca ulang karya Claire Holt.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung menampilkan kolaborasi tari, olah tubuh, dan musik kontemporer untuk menyambut gelaran Borobudur Writers And Cultural Festival (BWCF) 2021.
Foto:

Sementara itu, Art in Indonesia: Continuities and Change telah dialihbahasakan oleh Prof Dr RM Soedarsono pada 2000. Terjemahan buku tersebut diterbitkan oleh Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia dengan judul Melacak Jejak-Jejak Perkembangan Seni di Indonesia.

Dalam kata pengantarnya, Prof Soedarsono mengulas istilah art yang diperlebar oleh Holt. Ia menganggap, Holt telah mendahului dalam penggunaan istilah "art" yang dalam bahasa Indonesia kita terjemahkan sebagai "seni" yang sangat sesuai dengan penggunaan saat ini.

Holt, menurut  Prof Soedarsono, juga tidak begitu saja mengartikan "art" dalam artian konvensional barat yang selalu berarti "seni rupa". Panitia BWCF sepakat dengan pemikiran Soedarsono. Di sisi lain, mereka mencermati gagasan dan alur pikir Holt dalam buku ini kini tak banyak didiskusikan.

"Malah mungkin cenderung dilupakan. Padahal, pandangan Claire Holt yang menarik garis sejarah estetika dari zaman megalitik sampai modern masih sangat relevan untuk dipakai mengkaji sejarah estetika kita," tulis mereka.

BWCF adalah sebuah festival literasi dan festival seni pertunjukan yang berlangsung sejak 2012. Perayaan 10 tahun BWCF ini akan berlangsung secara daring pada 18 November hingga 21 November mengingat saat ini Indonesia masih diselimuti pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement