Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa cara berjalan bukan sebuah proses otomatis. Cara berjalan turut dipengaruhi oleh faktor kekurangan tidur.
"Idealnya, setiap orang perlu tidur delapan jam per malam," ungkap peneliti Arturo Forner Cordero, seperti dilansir The Sun, Rabu (27/10).
Namun, bila kebutuhan ini tak dapat tercukupi, mengompensasi kekurangan tidur dapat membantu. Kompensasi kekurangan tidur ini dapat menjadi strategi penting untuk memperbaiki cara berjalan yang lebih terkontrol.
Berdasarkan studi pada hewan coba, peneliti juga mendapati bahwa berjalan bukan dipengaruhi oleh proses kognitif. Faktor yang lebih berperan dalam mempengaruhi cara berjalan adalah aktivitas tulang belakang dan refleksif dibandingkan proses kognitif.