REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Yura Yunita punya alasan personal untuk menampilkan wajah apa adanya dalam sampul album terbarunya, Tutur Batin. Ia menjadikan pengalaman hidup serta perjalanannya di industri musik sebagai bahan kontemplasi lalu menggambarkannya di sampul album ketiganya itu.
Lewat album Tutur Batin, Yura mengaku ingin menyampaikan ungkapan hati terdalamnya yang sejujur-jujurnya. Tutur batin dalam fase perjalanannya sebagai manusia yang melewati pertemuan, kehilangan, penyangkalan, amarah, berandai, depresi, hingga proses penyembuhan, menerima semua yang terjadi dan merayakan semua proses kehidupan.
"Sampul album, wajah tanpa riasan, jerawat, inilah aku apa adanya, yang mungkin jarang banyak orang lihat," ungkap Yura dalam konferensi pers virtual album ketiganya bertajuk Tutur Batin, Kamis (21/10).
Album ketiga Yura Yunita berisikan 11 lagu yang mewakili kejujurannya sebagai perempuan. Walaupun lagu-lagu yang ada di dalam album ini ditulis dari sudut pandang seorang perempuan, rasa ataupun momen yang diwujudkan dalam lagu-lagu ini, tetap relevan untuk semua orang.
Bagaimana rasa seseorang yang menemukan cinta di lagu "Dunia Tipu-Tipu", lalu "Hobi – Ghosting" tentang harapan kosong, merasakan kekecewaan di lagu "Sudut Memori", serta "Mau Kemana" dan "Andai saja" sebagai lagu yang mewakili momen pencarian jawaban.
Diibaratkan lima fase memproses kesedihan, lagu yang berjudul sama dengan album, yakni Tutur Batin, mewakili momen saat orang sudah bisa menerima, mengakui kondisi yang terjadi, dan kembali dengan versi diri yang lebih kuat dari sebelumnya. Lagu ini dirasakan Yura menjadi lagu yang paling tepat untuk mewakili keseluruhan album, sehingga dijadikan sebagai focus track.
"Secara keseluruhan, proses penggarapan album Tutur Batin menggambarkan proses pendewasaan Yura baik secara konsep, tema, musik dan lirik. Ketika album kedua terdengar personal, maka album ketiga ini makin terasa personal," kata produser musik album ketiga Yura, Ari Renaldi.