REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah pembunuhan sadis dan menegangkan tentu sudah banyak disuguhkan dalam berbagai judul film horror. Namun, sekuel "Halloween" yang identik dengan pembunuh keji bertopeng putih Michael Myers rasanya memiliki ciri khas tersendiri dan selalu dinantikan para penggemarnya.
"Ini disebut 'Halloween Kills' dan itu harus sesuai dengan judul. Hampir setiap adegan memiliki sesuatu. Tidak ada pemandangan yang tenang atau mudah. Ini penuh dengan kecemasan dan penikaman," ungkap David Green selaku sutradara, dalam keterangannya dikutip Rabu (20/10).
Selain memainkan emosi penonton dengan ketegangan dan simpati karena kisah para korban pembunuhan Michael, David juga kembali menggiring penonton untuk mengingat kilas balik kisah-kisah "Halloween" yang sebelumnya sejak 1978 hingga 2018. Alur maju mundur yang disuguhkan "Halloween Kills" ini akan membuat penonton semakin penasaran tentang identitas asli Michael dan alasan dia sangat ingin membunuh Laurie Strode.
Menciptakan adegan kilas balik dalam film ini bukan hanya sekedar memutar ulang video lama dari sekuel "Halloween" sebelumnya. David dan seluruh tim berusaha untuk benar-benar membuat kembali set bahkan pakaian yang sama persis seperti yang pernah ditayangkan di sekuel lama "Halloween".
"Kami kembali dan melucuti bangunan dari semua yang kami bisa untuk digunakan kembali di set kami di Wilmington. Tentu saja kami juga membutuhkan eksteriornya. Jadi kami menemukan rumah asli di Wilmington dengan bentuk yang hampir sama dengan rumah Laurie," ungkap David.
Demi kesuksesan dari sekuel film horor yang telah berlangsung selama 40 tahun ini, David pun tak tanggung-tanggung merobohkan cerobong asap, menambahkan beberapa elemen di teras, dan membakar rumah tersebut agar sama persis seperti adegan saat rumah Laurie terbakar di akhir kisah "Halloween" 2018.
Meskipun sukses menciptakan kembali kengerian yang terjadi pada tahun 1978, perancang kostum film "Halloween" Emily Gunshor mengaku sempat mengalami kesulitan. Hal tersebut dikarenakan peristiwa pembunuhan yang dilakukan Michael terjadi selama satu malam sehingga sebagian besar pemain mengenakan pakaian yang sama untuk keseluruhan film. Oleh sebab itu, Emily pun harus mencari dan membuat pakaian yang sama persis seperti adegan-adegan yang telah tayang pada seri Halloween sebelumya.
"Kami menciptakan kembali tampilan Lonnie persis seperti di film '78. Menarik gambar, membuat dan sablon kemejanya, mencari jaket merah vintage dan mengubah semuanya agar pas. Kami membuat semua kostum Halloween 1978," ungkap Emily yang merupakan desainer kostum film ini.
Adegan-adegan kilas balik dalam "Halloween Kills" juga turut disukseskan oleh perancang produksi Richard A. Wright beserta tim yang berupaya membuat set lokasi syuting menjadi sama persis ketika pengambilan gambar di tahun 1978.
Pada set tahun 1978, Richard kembali membuat ulang rumah masa kecil Michael. Sementara untuk set tahun 2018, dia menciptakan kembali kota Haddonfield di Wilmington, Carolina Utara. Sebelumnya pada "Halloween 2018", Richard membuat kota Haddonfield di sekitar Charleston, Carolina Selatan.
Sekuel yang telah dirilis pada 15 Oktober 2021 di Amerika Serikat ini sudah dapat dinikmati di bioskop Indonesia mulai hari ini. "Halloween Kills" akan menentukan apakah kisah Michael akan berakhir di tangan penduduk Haddonfield yang memburunya atau justru sebaliknya.