Dalam survei baru-baru ini terhadap orang dewasa dengan gangguan penciuman dan rasa terkait Covid-19, sebanyak 87 persen mengeluh tentang berkurangnya kenikmatan makanan. Lalu, ada 43 persen yang melaporkan depresi.
Chandra mencatat beberapa pasien berat badannya naik karena mereka makan lebih banyak garam dan gula untuk mengimbangi perubahan indranya. Kuncup pengecap di lidah masih memungkinkan orang untuk mengenali apakah sesuatu terasa manis, asam, pahit atau asin, tetapi penciuman diperlukan untuk persepsi rasa.
Virus corona penyebab Covid-19 tidak memiliki efek langsung pada sel saraf penciuman. Sebaliknya, tampaknya virus itu menginfeksi sel-sel pendukung di sekitar mereka. Orang yang berusia lebih muda dari 40 tahun lebih mungkin untuk memulihkan indra penciuman dan perasa daripada orang dewasa tua.
Untuk meningkatkan kemungkinan memulihkan indra penciuman, baik Chandra dan Reiter merekomendasikan pelatihan penciuman menggunakan minyak esensial, yang melibatkan aroma penciuman seperti mawar, lemon, kayu putih, dan cengkih selama beberapa detik setiap dua kali sehari selama setidaknya tiga bulan. Ini dapat membantu memulihkan beberapa kemampuan untuk mengidentifikasi dan membedakan antara bau.