REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian secara global. Penyakit ini mengambil sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Serangan jantung atau juga disebut infark miokard terjadi ketika bagian dari otot jantung tidak mendapatkan cukup darah. Semakin banyak waktu yang berlalu tanpa perawatan, semakin besar pula kerusakan pada otot jantung, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Sementara penyakit arteri koroner adalah penyebab utama serangan jantung, kejang parah atau kontraksi tiba-tiba dari arteri koroner, juga dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung. Gejala serangan jantung termasuk nyeri dada atau ketidaknyamanan, merasa lemah, pingsan, pusing, nyeri pada satu atau kedua lengan atau bahu, sesak napas, dan nyeri atau ketidaknyamanan pada rahang, leher hingga punggung.
Wanita lebih mungkin mengalami gejala mual, muntah atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan. Di Amerika Serikat, serangan jantung terjadi setiap 40 detik.
Ada beberapa faktor yang harus diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan serangan jantung. Sekitar setengah dari semua orang Amerika memiliki setidaknya satu dari tiga faktor risiko utama penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, dan merokok.
Baca juga : 6 Cara Menjaga Berat Badan Saat Kumpul Bareng Teman
Sementara beberapa faktor risiko tidak dapat dikendalikan, seperti usia atau genetika, perilaku lain yang menyebabkan peningkatan risiko juga dapat terjadi. Berikut beberapa kebiasaan atau perilaku yang dapat menyebabkan atau memicu serangan jantung, seperti dilansir Fox News, Rabu (6/10).
1. Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit jantung dan kondisi terkait. Terlalu banyak garam dalam makanan juga dapat meningkatkan tekanan darah.
2. Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penyakit jantung. Gaya hidup tidak aktif meningkatkan kemungkinan memiliki kondisi medis lain dari faktor risiko penyakit jantung, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.