Sabtu 02 Oct 2021 00:17 WIB

Empat Skill Penting Siapkan Masa Depan Anak

Orang tua sering lupa bahwa tugas mereka bukan hanya mendidik anak

Rep: Santi Sopia/ Red: Gita Amanda
Banyak orang tua yang justru abai mengajarkan skill atau kemampuan-kemampuan dasar sekaligus penting sebagai bekal masa depan anak.
Foto: www.freepik.com.
Banyak orang tua yang justru abai mengajarkan skill atau kemampuan-kemampuan dasar sekaligus penting sebagai bekal masa depan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh sukses di kemudian hari. Sayangnya, banyak orang tua yang justru abai mengajarkan skill atau kemampuan-kemampuan dasar sekaligus penting sebagai bekal masa depan anak.

Rensia Sanvira, Ahli Parenting sekaligus Pendiri Mamalyfe.id, mengatakan orang tua sering lupa bahwa tugas mereka bukan hanya mendidik anak, tetapi juga seorang calon dewasa. Sering kali orang tua menganggap anak tidak bisa diatur atau tidak bertanggungjawab. Padahal, orang tua yang justru lupa memberikan kemampuan penting kepada anak.

Baca Juga

“Apa yang kita persiapkan saat mereka beranjak dewasa? Ortu lupa anak bertumbuh dengan cepat, kita lupa memberi skill dan kemampuan sampai masa dewasa,” kata Rensia dalam Peluncuran Rebuild the World #BebaskanKreasimu The LEGO®️ Group, Kamis (30/9).

Kemampuan penting harus diberikan karena masa dewasa lebih panjang dibanding saat kanak-kanak. Ada setidaknya empat kemampuan yang perlu dimiliki anak untuk bekalnya di masa depan.

Pertama, kemampuan memecahkan masalah (problem solving). Kemampuan ini adalah bagaimana anak diajarkan tenang, fokus hingga mampu memecahkan masalah. Kedua, bagaimana cara anak membuat keputusan. Kemudian skill perencanaan dan kreativitas.

Semua kemampuan itu penting dipersiapkan sejak dini, tidak perlu menunggu anak dewasa terlebih dulu. Anak bisa mulai mempelajarinya dalam proses bermain, tidak perlu diberikan masalah terlalu berat.

Permainan dapat menstimulasi anak dan melatih pikirannya menjadi lebih kreatif, bisa membuat perencanaan. Saat ada masalah, mereka berlatih memecahkannya. Dari bermain, bukan hanya rasa senang yang didapat, tetapi juga belajar bagaimana awal dari menggunakan sesuatu.

“Misalnya buat castle rusak, dicari apa yang salah, oh tidak seimbang. Anak dilatih berpikir, berjuang bagaimana membuat sesuatu dalam imajinasinya. Ada hubungannya dengan membuat keputusan saat dia juga mengganti dengan sebuah rumah baru misalnya,” jelasnya.

Rensia menambahkan biasanya orang-orang sukses juga memiliki sejumlah kemampuan tersebut. Saat anak memiliki kemampuan itu, otomatis kepercayaan diri mereka meningkat dan tentunya mempengaruhi kesuksesan. “Bebaskan anak melakukan sesuatu selama aman, jangan patahkan semangat mereka dan dorong agar mau berusaha dan berjuang,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement